Misteri Rumah Baru adalah buku kedua serial Anastasia Krupnik. Anastasia, si gadis kecil kikuk berkacamata burung hantu, itu kini telah berusia 12 tahun. Sebentar lagi ia akan duduk di kelas 7 ( setara dengan kelas I SMP). Adiknya, Sam, kini bukan lagi bayi mungil yang sempat tidak ia inginkan kehadirannya (baca Anastasia Krupnik : Rahasia Si Gadis Kecil). Usia Sam sudah 2 tahun. Ia sudah pandai berjalan dan – terutama – pintar sekali bicara. Atau dengan kata lain, kemampuan verbalnya sangat menakjubkan untuk anak seusianya.Anastasia sudah tak lagi membuat daftar hal-hal yang paling dibenci dan disukainya. Ia menggantinya dengan semacam buku harian. Di dalamnya ia mencatat atau lebih tepatnya menulis calon novelnya. Ya, Anastasia ingin menulis novel sendiri. Tetapi persoalan utama dalam buku kedua ini bukan novel tersebut. Seperti judulnya, masalah utamanya adalah rencana kepindahan keluarga Krupnik ke rumah baru di daerah pinggiran kota. Orang tua Anastasia merasa bahwa apartemen yang mereka tempati selama ini sudah terlalu sempit untuk ditinggali empat orang. Mereka mesti mencari tempat tinggal baru yang lebih luas.Anastasia yang seumur hidupnya belum pernah pindah rumah, awalnya menentang rencana kepindahan itu. Dari informasi yang ia baca – salah satunya dari majalah, ehmm, Cosmopolitan (aduh, ini kan bacaan orang dewasa!) – bahwa tinggal di pinggiran kota itu sangat tidak menyenangkan. Para perempuannya setiap pagi bangun tidur dengan sejumlah rol rambut warna merah muda di kepala mereka. Di rumah mereka selalu ada hiasan buah-buahan palsu di atas TV. Dan masih banyak lagi asumsi buruk ihwal kehidupan masyarakat pinggiran kota. Anastasia tak sanggup membayangkan tinggal di daerah semacam itu. Karenanya ia lalu berupaya menggagalkan rencana tersebut. Misalnya, dengan mengajukan syarat bahwa ia mau pindah asal rumah baru mereka nanti memiliki menara.Sepertinya tidak mudah menjadi gadis remaja 12 tahun. Segala hal yang paling sepelepun bisa jadi masalah ‘serius’. Dari mulai jerawat, postur tubuh sampai soal cowok. Masa-masa ini merupakan masa ‘rawan’, masa serbatanggung, peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Untuk disebut kanak-kanak sudah tak pantas lagi, namun juga belum dapat dikatakan dewasa. Dalam buku ini – seperti juga pada buku pertamanya – Lois Lowry menyampaikan kisah seorang anak remaja dengan aneka problemanya. Lewat tokohnya yang cerdas, Anastasia Krupnik, Lowry memaparkan ceritanya dengan sangat menarik dan natural. Petuah-petuahnya tak menggurui. Pesan-pesannya tak terasa minteri (sok pinter). Ia menuangkannya dalam kisah lucu menggelitik. Anastasia tak digambarkan sebagai tokoh yang serbapintar. Ia, seperti kebanyakan remaja 12 tahun, adalah juga anak yang kikuk berhadapan dengan teman lelakinya atau minder dengan tinggi tubuhnya. Dia juga penasaran dengan dunia orang dewasa, karenanya diam-diam berlangganan majalah Cosmopolitan. Bukankah hal-hal tersebut adalah fakta yang sering kita jumpai sehari-hari?Beruntunglah Anastasia sebab memiliki ayah-ibu yang sangat pengertian dan demokratis, selalu memberinya dukungan dalam situasi apapun, senantiasa hangat dan penuh cinta. Ia tak pernah mengalami KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Pak dan Bu Krupnik agaknya contoh orang tua ideal masa kini. Akan bermanfaat sekali jika para orang tua juga ikut membaca buku (remaja) ini. Ada saatnya kita para orang tua menjadi sahabat bagi anak-anak kita. Jangan mentang-mentang ortu lalu selalu merasa benar sendiri. Pendapat anak tak pernah digubris. Ide-ide anak tak pernah didengar. Karyanya tak pernah dipuji, boro-boro dihargai. Bisanya hanya marah mendapati anak kita diam-diam membaca majalah orang dewasa. Disadari atau tidak, kita senantiasa menuntut anak-anak kita menjadi anak yang baik, berprestasi, dan berbudi luhur tanpa sepenuhnya memberikan ‘fasilitas’ yang mereka butuhkan. Sungguh, jika demikian adanya kita telah bersikap tidak adil pada anak-anak kita. Ingatlah, anak juga manusia. Hanya saja mereka belum dewasa.Endah Sulwesi 21/12
After reading the original Anastasia book, I had fairly high expectations for this sequel, and while the book wasn't entirely unenjoyable, it certainly fell short of the original.Now a few years older, Anastasia, her parents, and her little brother, Sam, are a bit cramped in their apartment. Despite some misgivings on Anastasia's part (relating to her idea of what suburbs people act like), they buy a house and relocate. Which, of course, means taking Anastasia away from her few friends.This book is kept from typical early chapter book moving angst by the addition of a crotchety neighbor, Gertrude Stein, who has been a virtual shut-in since her failed romance with her childhood neighbor and since her husband ran off many years before. Anastasia make Gertrude her project, forcing her out of her comfort zone and back into society, while at the same time the simple passage of time does the same to Anastasia, who begins to meet neighbors her age.If your child finished the first Anastasia book and is still interested in her life, then the entire Anastasia series will be a great boon. However, while I had made plans to read the entire series myself, I think I've seen enough to pass on the rest. They aren't bad. They're just really meant for smaller kids.Lois Lowry writes plenty of other books with an appeal for all ages ("The Giver" being the obvious example), but this book is probably best left to the kids for which it was written.
Do You like book Anastasia Again! (1982)?
Buku ini adalah seri kedua Anastasia Krupnik. Dan saya tambah jatuh cinta dengan serial ini. Anastasia yang unik dan cerdas. Ayah ibunya yang nyentrik. Sang adik, Sam yang juga nyentrik. Plus cerita yang asyik dengan humor yang cerdas.Di serial sebelumnya (Anastasia Krupnik: Rahasia si Gadis Kecil), Anastasia dikabarkan sang ortu akan mendapat adik. Dan di buku ke-2 ini, Sam, sang adik, sudah lahir, sudah berusia 2 1/2 tahun, yang tumbuh cepat secara verbal. Menurut Anastasia, itu aneh. Sebab, saat anak seusianya baru bisa berbicara mama, papa, da-da, Sam, saat dimandikan ayahnya dan matanya kemasukan air sabun, dengan tegas dan berwibawa berkata: "Tolong ya, mataku jangan sampai terkena sabun. Mataku sangat sensitif." Hihi.Sejak halaman pertama, buku ini memang sudah bikin saya cekikikan. Coba deh nih"Daerah pinggiran kota!" kata Anastasia. "Kita akan pindah ke pinggiran kota? Aku tak percaya. Aku tak percaya Ayah dan Ibu tega melakukan itu padaku. Aku akan bunuh diri. Setelah menghabiskan puding cokelat ini, aku akan melompat dari jendela.""Kita tinggal di lantai satu," ibunya mengingatkan Anastasia. "Dan kamu sudah melompat dari jendelamu selama bertahun-tahun. Pertama kali kamu melakukan itu saat kamu berusia tiga tahun dan tidak mau tidur siang lagi.""Ya," kata Anastasia, sambil mengingat. "Ibu kira aku diculik, ketika Ibu masuk ke kamarku untuk membangunkan aku dan aku tidak ada. Sebenarnya aku berada di luar, sedang memetiki semua bunga tulip Ibu."Wakakakakakkk!Yup. Kehadiran sang adik memang membuat apartemen tempat tinggal Anastasia dan keluarganya semakin tak memadai. Orangtua Anastasia pun memutuskan untuk mencari rumah baru yang lebih luas di pinggiran kota. Inilah yang berusaha ditolak mati-matian oleh Anastasia. Maka, Anastasia pun membuat berbagai alasan pada ayah dan ibunya agar mereka tak jadi pindah. Namun, sekali merdeka, eh sekali pindah tetap pindah.Sang ayah pun menyodorkan tawaran, mau rumah seperti apa. Sang ibu ingin ada ruang untuk melukis, ayahnya sendiri ingin ada ruang dengan rak-rak buku. Anastasia sendiri ingin rumah yang bermenara! Eh, ternyata mereka mendapatkan rumah dengan menara.Selesai? Tidak. Sebab Anastasia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Di satu sisi ia harus tetap menjalin hubungan dengan teman-teman lamanya yang salah paham terhadap dirinya. Di sinilah kisah segar gadis 12 tahun bertinggi 170 cm ini berputar.Yang juga menarik dari buku ini, nampaknya Lowry ingin mengajarkan remaja beberapa istilah bahasa, yang mungkin sering didengar namun tak tahu arti pastinya. Dia menyelipkannya dalam dialog Anastasia dengan ayahnya, seperti istilah "asumsi". Juga mengedukasi remaja untuk menulis. Seperti buku pertama, Lowry juga menyimpan ending yang menarik dan emosional di akhir seri kedua ini.
—Rahmadiyanti
Anastasia, now twelve is planning to move with her family to the suburbs, but she is not excited to leave her friends, her apartment or the big city. Besides, everyone in the suburbs wears pink curlers and golf shirts. Her family just won’t fit in. So she makes an outlandish request for a house with a tower. When the real estate agent finds the perfect house, the can’t wait to move in, but now Anastasia has to make new friends, and so far, the only one she has met looks like a witch and lives next door. A well written sequel, only a few outdated references (like permanents and Walter Cronkite) and a great new cover. I'm so glad to see this series back in circulation.Cross posted to http://kissthebook.blogspot.com CHECK IT OUT!
—Lisa
Lois Lowryn "Anastasia vauhdissa" (Otava, 1988) on Anastasia Krupnikista kertovan kirjasarjan toinen osa. Krupnikit ovat muuttamassa. Uusi asunto sijaitsee lähiössä, mikä on jo ajatuksena kauhistuttava. Mutta entäs kun uudessa talossa on tornihuone? Ja millainen mahtaa olla naapurissa asuva vanha rouva, joka näyttää Einsteinin tavoin puhuvan pikkuveljen mukaan noita-akalta?Suuria ei romaanissa tapahdu, mutta siitä huolimatta kirja imaisee hienosti mukaansa. Anastasia on valloittava päähenkilö, joka pohdiskelee elämää hieman pikkuvanhaan tapaansa. Teini-iän kynnyksellä oman vartalon kehittyminen mietityttää (haluaako kukaan koskaan mennä naimisiin sellaisen kanssa, josta tulee ainakin kaksi metriä pitkä?) ja pojatkin herättävät ristiriitaisia tuntemuksia. Lowry kirjoittaa eleettömän humoristisesti, yrittämättä olla pakottavan hah-hah-hauska: erityisesti pidin kohtauksesta, jossa Anastasia muistelee kuinka vastasi omatoimisesti runoilijaisälle osoitettuihin fanikirjeisiin.Nopea nettisurffailu osoitti, että Yhdysvalloissa kirja on joutunut kirjastosensorien hampaisiin: liikaa ovat olleet viittaukset Playboy-lehteen, oluen juomiseen ja Anastasian tokaisuun, jossa hän ilmoittaa mieluummin tappavansa itsensä hyppäämällä ikkunasta kuin muuttavansa uuteen asuntoon. Kaikenlaista.
—Matti Karjalainen