Bintang 3.Sejenis dengan buku karangan JL yg penuh dengan penipuan karakter antagonis yg ingin mgambil keuntungan, tak adanya kejujuran antara karakter hero dan heroine, keadaan yg tak menguntungkan, ketegaran dan harga diri yg tinggi yg dimiliki karakter heroine, dan gabungan dari unsur unsur tersebut menciptakan perspektif yg salah. Selalu ada saat terbersit kata kata "mengapa" dan "seandainya" sepanjang membaca buku ini. Walau negitu aku tetap suka HR yg happy ending seperti halnya kisah satu ini. Dari sini kita dapat belajar untuk tidak menilai orang sebelum mengetahui dan mengenal orang tersebut.Leoni of Montwyn seorang ahli waris kaya (dari pihak ibunya). Setelah kematian sang ibu, Leony diabaikan oleh ayahnya yg menjadi pemabuk. Kehilangan kedua orangtua yg dicintainya ini membuatnya hidup terpisah di benteng miliknya, Pershwick saat sang ayah menikah lagi. Sebenarnya keadaanya yg dialami Leoni merupakan intrik ibu tiri Leoni yg ingin menguasai harta kekayaan Leoni dan tak ingin diceraikan ayah Leoni saat ayah Leoni sadar dirinya telah memilih pasangan hidup yg salah.Leoni memandang hina tetangga barunya, Rolfe d'Ambert Lord Kempston yg baru yg menguasai benteng Crewel dan beberap benteng lainya sebagai hadiah dari Raja Henry. Namun hampir seluruh benteng yg seharusnya menjadi miliknya tak ada yg mau tunduk pada kekuasaannya yg baru. Kebencian Leoni ini disebabkan hanya karena putra pemilik benteng Crewel terdahulu Sir Alain memfitnah Rolfe yg memiliki reputasi sebagai Black Wolf.Tak hanya bertetangga, Leony mendapati kalau dirinya dipaksa menikah dengan Rolfe atas mandat dari sang raja sendiri karena permintaan Rolfe yg ingin menguasai benteng Pershwick dengan cara mudah dan sebagai satu jalan untuk menghukum Leoni yg dianggap sebagai penghasut dan penggerak beberapa benteng yg seharusnya menjadi miliknya dan dalam kekuasannya. Rolfe tak peduli harus menikahi wanita yg tak dicintai asalkan tujuannya menguasai beberapa benteng tercapai. Lagi pula menurut Rolfe dirinya telah memiliki simpanan yg cantik dan dapat memuaskan dirinya, Lady Amelia.Tak ingin kejahatannya terbongkar ibu tiri Leoni terpaksa menikahkan Leoni. Agar Leoni setuju menikahi Rolfe, Leoni disiksa atas perintah si ibu tiri. Dari sinilah diketahui kalau ayah Leoni sengaja dibuat jadi pemabuk dan melupakan putri tersayang. Tapi baik sang ayah maupun Leoni belum menyadarinya.Setelah menikah dengan leoni, Rolfe yg tak peduli terhadap Leoni membiarkan Leoni kembali ke Pershwick selama satu bulan (atas perintah Lady Amelia tanpa setahu Rolfe dan pengusiran tersebut dibuat seakan akan atas perintah Rolfe). Merindukan sang istri yg tak diketahui bagaimana paras wajahnya, Rolfe dibuat terkejut dan bersyukur kalau sang istri berparas cantik dan type wanita yg dapat dicintainya saat menjemput sang istri kembali ke benteng miliknya.Kebahagiaan belum menyapa kehidupan pernikahan Rolfe dan Leoni. Leoni tahu kalau Lady Amelia adalah simpanan suaminya. Leoni harus tetap sabar dengan tingkah laku saingannya yg seenak perutnya mengakui segala upaya Leoni dalam mengatur rumah tangga di benteng crewel yg jorok dan tak teratur menjadi tempat yg layak huni. Banyak sekali prasangka yg ditimbulkan oleh Lady Amelia terhadap Rolfe dan Leoni satu sama lain. Walau Leoni mulai mencintai Rolfe, Leoni tetap tak mau bergantung pada Rolfe yg lebih memilih simpanan dari pada dirinya. Sebaliknya, Rolfe yg sudah jatuh cinta pada Leoni harus berjuang setengah mati untuk merebut hati Leoni yg dipenuhi prasangka buruk (baik dari Sir Alain maupun Lady Amelia).Rolfe sempat menuduh Leoni ingin membunuhnya saat Rolfe terkena panah. Rolfe dan pengikut setianya tak mengizinkan Leoni merawat luka Rolfe. Namun berkat kegigihan dan ancaman Leoni, Leoni diperbolehkan merawat suaminya dan berhasil menghindarkan Rolfe dari kematiannya. Rolfe sempat cemburu saat Leoni bertemu dengan Sir Alain yg sedianya menculik Leoni untuk mendapatkan uang tebusan. Disitulah Leoni sadar kalau Sir Alain dan ayahnya pantas dihukum oleh Raja Henri. Pertengkaran Rolfe-Leoni tak dapat dihindari saat Rolfe menuduh Leoni hendak melarikan diri bersama Sir Alain dan Leoni mengetahui kehamilan Lady Amelia.Setelah setumpuk masalah dan prasangka, akhirnya pengarang berbaik hati, menghilangkan sedikit demi sedikit ketidakberuntungan Leoni dan prasangka yg ada. Rolfe menuntut keadilan dan membunuh pria yg telah menyiksa Leoni saat sebelum mereka menikah ketika tanpa sengaja Rolfe mengetahui gosip yg beredar dilingkungan Crewel. Terbongkar pula kelicikan si ibu tiri yg selama ini menguasai harta Leoni dengan jalan menipu ayah Leoni dan menjadikannya pria pemabuk. Lady Amelia mengalami keguguran karena sengaja minum obat penggugur kandungan saat berhasil mengusir Leoni dari benteng Crewel untuk kesekian kalinya (Lady Amelia merasa diatas angin saat Rolfe tak kunjung menjemput Leoni. Padahal saat itu selama satu bulan Rolfe disibukkan oleh urusan kakanya yg baru saja tewas dan meninggalkan masalah pada janda dan anak anaknya). Lady Amelia memohon Leoni yg memiliki keahlian penyembuhan untuk menyelamatkan nyawanya dengan balasan kejujuran Lady Amelia terhadap Rolfe.
one of my fave bookmasih tetap bercirikan JL (yahhhh secara yg ngarang JL).Rolfe D'Ambert, the mercenary lord of kempston mengambil alih manor & tanah yg bersebelahan dengan tanah milik lady leonie.Lady Leonie yg oleh karna mendengar cerita dari sahabat kecilnya yg kehilangan segala miliknya ditangan Rolfe langsung menjudge jelek Rolfe bahkan mengutuknya & memanggilnya "Black Wolf".kutukan itu didengar oleh her people membuat keadaan runyam.para penduduk setempat jadi tidak menyukai Lord Rolfe sama sekali.untuk menjaga kedamaian Rolfe memutuskan untuk menikahi Leonie.yahhhh emang wajar sih nglamar ke orang tua tp yg ditemui rolfe adalah ibu tiri leonie yg ambisius yg demi ambisinya semata menyingkirkan leonie agar tidak berdekatan dengan ayah leonie sendiri.leonie yg kaget & tidak terima pernikahn tersebut mendapat "hadiah" dari sang ibu tiri.dihari pernikahan wajah leonie jadi babak belur. untuk mencegah gosip yg bermacam2 leonie menyamarkan penampilannya membuat rolfe & orang2nya menyangka leonie adl seorang gadis buruk rupa.namun bagi yg sudah mengenal leonie jelas kaget melihat penampilan leonie yg babak belur & mulai bergosip bahwa rolfe lah yg membuat leonie spt itu.keadaan jadi rumit karna dikediaman rolfe masih ada amelia, rolfe's mistress yg tidak mau diputuskan & dipindahkan jadi berbohong kalo sedang mengandung.rolfe yg tidak perduli pada leonie ya iya2 aja bahkan sehari sesudah pernikahan dia pergi.jengkel akhirnya leonie kembali ke castle nya.nahhhh waktu rolfe kembali & melihat wujud asli istri barunya nan jelita & mepesona langsung memakssa memboyong leonie kembali kesisinya.kurasa leonie bukanlah pribadi yg lemah. dia punya pendirian. iyalah sejak kecil dia hidup sendiri berusaha survive & berjuang pula untuk orang2 di castlenya.rolfe makin lama makin suka dengan leonie namun leonie tak mau menyerah selama amelia masih hidup 1 atap dengannya.leonie marah besar karna suaminya tega membuatnya tinggal 1 atap dengan simpanannya. hal yg tidak akan pernah bisa diterima oleh leonie sebaik apapun hati leonie.jadilah rolfe harus memilih yahh untungnya rolfe masih punya akal sehat memilih leonie.hmmmm sang ibu tiri akhirnya kena batunya.rolfe yg tau kejadian dihari pernikahan mereka langsung mendatangi kediaman ayah & ibu tiri leonie.kedatangan rolfe membuka mata ayah leonie yg selama bertahun2 ditenggelamkan minuman keras hingga bahkan tidak tau betapa putrinya sudah besar & menikah.segala kebusukan sang ibu tiri terkuak bahkan kaki tangan yg membantu memukul leonie pun tewas ditangan rolfe.ending novel ini sesuai dengan yg kita harapkanyahh harus donkkkk.......kalo ga happy ending ahhh rada males bacanya :p
Do You like book When Love Awaits (2004)?
Historical romance ini agak beda dengan buku2 sebelumnya yg saya baca karena dilatar belakangi perebutan benteng/wilayah sehingga lebih menarik. Kisahnya ssendiri lumayan seru karena banyak kesalahpahaman yang terjadi antara Rolfe dan Leonie. Mulai dari sebelum menikah, malam pertama mereka dan sampai setelah menjadi suami istri. Satu hal yang lucu adalah karena sebelumnya Rolfe tidak pernah melihat wajah istrinya dan diberitahu bahwa calon istrinya memiliki paras yang jelek, kemudian saat pernikahan dan malam pertama Leonie memakai kerudung sehingga Rofle tidak pernah melihat wajahnya, malah Rofle semakin yakin bahwa istrinya jelek sekali sehingga perlu memakai kerudung. Jadilah setelah beberapa minggu menikah Rolfe malah 'jatuh hati' pada gadis yang disangkanya pelayan istrinya, yg sebenarnya tak lain adalah Leonie sendiri.
—Wieta
Setelah lama tertunda, akhirnya buku ini kubaca dalam perjalanan Gambir-Cirebon semalam. Membaca halaman-halaman pertama, langsung teringat Defy Not The Heart. Selain settingnya sama-sama medieval, seperti Ranulf, Rolfe mantan mercenary jagoan sebelum jadi penguasa Kempston, dan seperti Reina, Leonie juga lady mandiri yang biasa mengatur purinya sendiri. Persamaan lainnya juga bedding-nya baru terjadi setelah wedding (contoh yang baik buat generasi muda, kebanyakan novel roman mengesahkan seks di luar nikah).Karakter hero-heroine cukup lovable, tapi yang bikin sebal dua-duanya gampang terpengaruh dan percaya pada kebohongan yang diciptakan orang lain, dalam hal ini ibu tiri Leonie dan mantan gundiknya Rolfe. Jadi sepanjang cerita penuh dengan misunderstanding yang menjengkelkan, menunjukkan bahwa lust dan trust tidak seiring sejalan. Setidaknya mereka berdua mengaku bego setelah tahu sudah dibohongi (baguslah kalau sadar diri ;P).Overall, I like this book, but I like Defy Not The Heart better
—Indah Threez Lestari
*SPOILERS*Way too many misunderstandings between the hero and heroine.I just didn't get why they arrived at so many conclusions from so unreliable sources. Why would the heroine believe anything the mistress says? It doesn't make sense to not be suspicious of her motives. Don't try to make out the heroine is smart by having her be her own steward and discover underhand dealings regarding the accounts, and then make her completely oblivious to the evil stepmother and conniving other woman.And barely any of these misunderstandings were talked about at the end and cleared up. It was literally the last page when they finally had some meaningful communication and then they don't even do that for very long. Instead they have sex (surprise!) Everytime they ever got close to the truth, either one of them walked out or they were "overcome" by desire.So no satisfying ending here. I guess we will never find out who got the notes to Leonie. Or see the reunion between father and daughter. Or see how Rolfe reacted to being a father. Plus, some storylines took up room where more character development (and the answers to my questions above) could've been. What on earth was all the business about his brother's widow? Introduced literally pages before the end, it just seemed so unnecessary and pointless. As well as the whole going to London and meeting the King. More time should've been spent at Crewel, perhaps meeting and getting to know some of the inhabitants. I can think of quite a few people who were introduced and never seen again and played no part in the storyline.I guess I need to make allowances since it was published in 1986. I did like certain parts but was mainly too frustrated with the misunderstandings to give it any higher rating.
—Josie