Seri STPC pertama yang saya baca.Novel Robin Wijaya pertama yang saya baca.Serba 'pertama' tadi atas dasar penasaran saya dengan bacaan sejenis yang banyak beredar.Terlalu bertele-tele. Entahlah, tapi cukup mengganggu bagi saya sebagai pembaca. Saya kira akan menemukan kejutan yang 'wah' dalam 374 halaman ini--lumayan tebal--, tetapi ternyata cuma kejutan kecil.Hal mengganggu lainnya adalah quote-quote pada tiap awal bab yang 'apa banget'. Tapi deskripsi tempat dalam novel ini boleh dijadikan kelebihan. Bahkan sangat detail penggambaran tempat-tempat yang ada di Roma. :DHanya saja konflik bahkan endingnya sudah bisa saya tebak sejak awal. hehehe. Hmmmm..Saya kasih 2 bintang, karena it is okay, but I didn't say I like it.Temanya bagus, tentang pelukis lokal yang mengadakan exhibition di Roma, Italia,- dibumbui dengan seniman Reinassance seperti Michelangelo meski gak banyak. Perjumpaan dengan tokoh utama lainnya, Felice juga menarik. Namun, dialognya sangat terasa baku & kaku serta sering sekali mengulang2 kata, contoh beringsut dan bergeming,- jadi terasa aneh aja. Juga kisah-kisah Felice dan mamanya agak-agak biasa. Padahal saya mengharapkan semakin ketengah ceritanya semakin bikin penasaran, yang ada.. ketebak akhir ceritanya. Di adegan Marla dan Dewa di akhir cerita ada yang sebenarnya gak direkomendasiin, tapi karna ini novel untuk lebih drama.. okelah.Si James ngasih kotak dalam kertas putih ke Marla, waktu Marla nanya ini apa, si james bilangnya entar bukanya di pesawat. kedengaran romantis sih.Tapi, kalau dikenyataannya... sebaiknya jangan bawa bingkisan atau titipan yang kita gak tau isinya apalagi kalau mau melewati imigrasi. Meskipun kita kenal siapa yang beri, cek dulu apa isinya... Kita gak tau riwayat barang titipan tersebut, siapa tahu pernah singgah ketangan jaringan narkoba.. nah bahaya kan...
Do You like book ROMA: Con Amore (2013)?
seri setiap tempat punya cerita yang paling mengecewakan
—ritz
i just love this noveli love Roma so much :D
—Serge