Bintang 3Buku ke 1 seri Wyoming.Pandangan mata dapat menipu. Untuk itu seseorang harus dapat bertindak bijaksana dan berlaku adil dalam menghadapi segala sesuatu yg menjadi masalah. Apalagi jika masalah itu menyangkut seseorang yg penting dalam hidup kita. Kebenaran sejati harus kita ketahui sebelun memutuskan untuj bertindak ataupun berkata kata. Sepertinya inilah yg ingin disampaikan dalam kisah ini.Dimulai dengan prolog yg penuh dengan kekecewaan, "penghianatan"(?), ketidakbahagiaan dan kesalahpahaman. Kebahagiaan sepasang suami istri yg saling mencintai harus ternoda saat bayi yg selama ini kelahirannya ditunggu tunggu bukanlah seorang berjenis kelamin putra yg diharapkan. Yg lebih miris lagi beberapa tahun kemudian Thomas Blair sang suami menemukan Rachel, istrinya sedang bercinta dengan kekasihnya diranjang pengantin mereka. Gelap mata, suami yg terkhianati menyiksa Rachel habis habisan sampai hampir mati, kemudian mengusir lalu menceraikannya, serta tak mengizinkan Rachel menemui putri mereka Jessica. Sepanjang masa kecilnya Jessie dicekoki kebencian yg mendalam terhadap ibunnya. Jessie dididik dan dipersiapkan ayahnya layaknya sebagai seorang putra dan tak pernah mengalami kebahagian dalam masa tumbuhnya. Hanya ikatan dan persahabatan Jessie dengan kawanan indianlah (terutama White Thunder) yg membuatnya menjadi diri sendiri dan merasa bahagia.Penggambaran sebuah keluarga yg tragis.Sepuluh tahun kemudian, saat Thomas meninggal, Jessie mewarisi peternakan dan hutang ayahnya dibawah pengawasan Rachel. Jessie yg penuh kebencian pada ibunya tak pernah menghiraukan Rachel. Sampai datanglah Chase Summer, anak angkat suami kedua Rachel atas permintaan Rachel yg mengkhawatirkan Jessie.Chase tak tahu harus bagaimana menghadapi seorang gadis tomboi yg keras kepala dan mandiri serta penuh kebencian ini. Namun insting melindungi dan menyayangi Jessie mmbuat Chase jungkir balik menghadapi tingkah laku Jessie. Hingga terpikir oleh Rachel agar Chase menikahinya saja. Dan ketika Chase berhasil memperoleh sertifikat penyelesaian hutang Thomas dari tangan Bowdre, orang yg menginginkan peternakan Jesse, Chase berniat menikahi Jessie (niat itu timbul sesaat setelah mengetahui Jessie yg sebelumnya masih perawan saat mereka ML untuk pertama kalinya). Namun tentu saja niat itu ditolak oleh Jessie.Berkat Chase, bisul yg selama ini mengganggu hubungan ibu dan anak dapat disembuhkan. Biang keladi masalah akhirnya mengakui kesalahpahaman yg telah dia buat. Sayang selama ini si pembuat onar tak pernah punya keberanian mengakui kesalahannya yg telah menghancurkan sebuah keluarga yg seharusnya dapat berbahagia.Siasat Bowdre yg ingin mencelakai Chase dan merebut peternakan dari tangan Jessie membuat keduanya berakhir dalam sebuah pernikahan paksa. Chase terpaksa menodongkan pistolnya pada Jessie agar Jessie mau menikahinya. Secara, Chase sangat ingin menikahi Jessie. Dan sekembali dari peresmian hubungan mereka, peternakan Jessie diluluh lantakkan oleh anak buah Bowdre. Dan kejadian ini memantapkan niat Chase mencari ayahnya.Ternyata ayah biologis Chase masih hidup, dan ternyata juga selama ini terjadi ketidakadilan tehadap Chase dan ibunya. Hampir menyerupai kesalahan dalam hidup orangtua Jessie. Tapi kebenaran akhirnya tersampaikan sehingga ayah Chase berusaha memperbaiki keadaan dan kesalahan yg terjadi sejak 10 tahun yg lalu. Dan Chase berhak memperoleh warisan dari paman ayahnya yg merasa bersalah pada Chase dan ibunya.Dan ceritapun berakhir bahagia bagi pasangan Chase dan Jessie.
Novel JL yang satu ini (dari seri Shefford's Knights dengan setting cerita abad 12) membuatku senyum-senyum, lalu tergelak dan kemudian tertawa terbahak-bahak. Selain karena, gaya, tingkah dan karakter hero/heroine nya yang senang adu argumen, juga karena tingkah polah Theo dan Lady Ella. Benar-benar Theo dan Lady Ella menjadi penyemarak novel ini.Sesuai dengan judul terjemahannya, maka biarkanlah hati Reina de Champeney of Clydon yang memilih siapa yang layak menjadi pendamping hidupnya. Dan Reina memilih Ranulf Fitz Hugh, prajurit/ksatria bayaran.Setelah ayahnya meninggal (yang menyebabkan Reina menjadi yatim piatu) dan tunangannya tewas, ada 2 pria yang menurut Reina patut menjadi pendampingnya untuk memimpin kastil dan wilayah Clydon yang luas dan makmur. Di tengah penantian Reina menunggu kedatangan calon pendampingnya, kastil Clydon diserang dan tanpa diduga yang membantu menyelamatkan kastil tersebut adalah Ranulf Fitz Hugh.Ranulf Fitz Hugh datang ke Clydon dengan maksud menculik Reina untuk dipersembahkan kepada Lord Rothwell. Berkat Sir Walter, sahabat Ranulf, Reina mendapat gambaran seperti apa Lord Rothwell itu. Dan dalam kondisi diculik serta sedikitnya peluang untuk kabur, Reina menolak dan tidak bersedia diserahkan kepada Lord Rothwell, alih-alih Reina menawarkan kastil dan wilayah Clydon kepada Ranulf dengan syarat Ranulf mau menikahinya.Ranulf, ksatria bertubuh besar, sangat tampan, bertemperamen kasar (tapi penuh kasih kalau berhadapan dengan Lady Ella, hehehe...) dengan suara menggelegar sepintas tidak tertarik dengan Reina yang mungil, cerdas, tangguh dan tukang perintah. Tapi kastil dan wilayah Clydon yang ditawarkan Reina sebagai mahar sungguh menggiurkan. Ranulf akhirnya bersedia menikahi Reina, denagn terlebih dahulu menyepakati perjanjian pra nikah.Tentu saja tidak mudah mengarungi bahtera rumah tangga dengan 2 karakter yang bertolak belakang. Ranulf yang kasar adalah anak seorang lord di luar nikah, yang miskin kasih sayang, yang menempa hidup dalam kekerasan & pertarungan menjadi prajurit bayaran, dengan harapan dapat memiliki lahan Farring Cross. Sementara Reina adalah putri tunggal pemilik kastil yang hidupnya dilimpahi kasih sayang, dan yang sejak kedua orang tuanya tiada praktis dialah yang memimpin kastil tersebut, sehingga diusianya yang belia telah nampak sifat kepemimpinan dan otoritasnya. Perlahan keduanya bisa mulai saling memahami, saling mencintai dan saling menahan ego serta memimpin wilayah Clydon dengan bijak. Dan berkat Reina pula, Ranulf dapat berdamai dengan masa lalunya.Hubungan suami istri itu take & give. Jadi bisa dibayangkan gimana frustrasinya Reina tatkala menyadari bahwa ternyata hubungan itu tak seindah cerita-cerita yang dia dengar, hingga dia mendapat cibiran dari Theo! Di lain pihak, Ranulf yang kasar bingung bagaimana membahagiakan istrinya....maka pergilah Ranulf ke Red Alma...dan dalam situasi yang canggung, Ranulf & Red Alma kepergok oleh Reina. Nah lho!
Do You like book Defy Not The Heart (2006)?
This is another of the "fave" romance novels of my preteen years.About the COVER:I don't know how I feel, to be completely honest. Okay I'll admit it. I love this cover.Yes Fabio is hilarious. Yes he's wearing lavender tights. Yes her hair is blowing in the breeze and her bosom is heaving. Yes his chest is gleaming and grossly oiled and his hair is long.But it's like a CLASSIC ROMANCE NOVEL COVER. The font in the title is FABULOUS. The metallic shadowing. love it. I swear I even think the composition and colors are great. the crimson, white, gold, black, lavender/violets. gorgeous. Am I crazy? No. fuck it. It's awesome.This is not to say that it isn't embarrassing as hell. It is. But it's still fucking fabulous.Okay, now about the actual story:It's adorable. I love Reina. I love what's his name, Ranulf I think it was. Love Theo. Love the cat Lady Ella. Love to hate the actual Lady Ella. A lot of this positive feeling is nostalgia, so I don't know if it's trustworthy. But I remember loving this. Of course, I was like 12 when I read it. My BFF and I were somewhat naughty and precocious. We were Johanna Lindsey junkies.Well, back to the book- I remember the hilarious expressions Johanna Lindsey always invents in her books: "Christ's toenails!" "God's nightgown!" There's always one. Just thinking of it cracks me up. This book just has to be read.I just remembered another Johanna Lindsey -uh- trademark, I guess you might call it:The roar. HEHEHEEHEHEE The hero usually roars when he has an orgasm. I don't know about you, but I think that's just comedic gold right there. When you look at Fabio on the cover, you have to accept that there is going to be a certain level of cheese. You have to embrace it.
—Juliet
Not sure why I have a copy of this book. Somebody must have given it to me a decade or so ago, because I would never have bought something like this of my own free will. Nevertheless, I found it in one of my boxes of books and decided to read it.Considering the genre, it wasn't half bad. In a nutshell, a handsome grouchy giant meets and falls in lust (then in love) with a petite, self-possessed, pretty young woman - a beloved formula for romance novels. The characters' see-sawing emotions would have annoyed the hell out of me if the plot hadn't moved at a nice clip. One second Reina is pissed at Ranulf's brutish incivility and Ranulf is amused-confused at her impotent indignation. The next second Ranulf is pissed at Reina's biting sarcasm and Reina is scared-regretful that she'd finally gone too far in sassing him.Back and forth and back again it went until the very last page, but there was some stuff in between the bickering - for instance, Reina having to defend her castle with the help of a handful of servants because her father went off and died in the Crusades; Ranulf promptly kidnapping Reina to take her to an elderly lord to be the man's bride; and the glimpses into Ranulf's past experiences with conniving gentlewomen which makes him more human and rounded as a character.It was a quick and easy read, mildly entertaining, not overly graphic in the you-know-what scenes.I'll admit, I'm tempted to find more of Lindsey's work thanks to Defy Not the Heart, though maybe not in this Shefford's Knights series (didn't realize it was part of a series when I read it!). I want to see what other plots and characters she's come up with.I could get into this historical romance thing....
—Markirah Shaw
3.5/5 Stars....maybe 4/5 starsJohanna Lindsay really knows how to weave a wonderful tale. She has a way of writing a story that readers can't help but read and READ until it's done.I really liked the character of Ranulf who was at first annoying and rude and a huge ass but once Miss Reina came into his life he became a better person and oh man he's a big sweetheart. Raina on the other hand was a tad bit annoying. I'm all for strong-willed females but she didn't know when to put her foot in her mouth. I also felt like she just took things that were thrown at her and didn't really speak her mind on things that needed to be illuminated but spent the time arguing on trivial things. But, she still isn't the worst heroine I've ever met. Their relationship was really sweet!The reason why it's missing that ONE star is because of Johanna Lindsay spent so much time describing detail in this one. She spent at least 3-4 pages describing a new room or what Reina was wearing etc.
—Seffra