Mari saya ringkas isi novel ini:Novel ini berkisah tentang Mary Beth yang tinggal bersama adiknya Leeaan di sebuah kota kecil Tainer. Mereka hanya tinggal berdua semenjak sang ayah pergi dan ibu mereka meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Mary Beth bekerja sebagai pramusaji restoran untuk membiayai hidupnya bersama sang adik, Leeaan yang masih SMA. Mary Beth memiliki semacam kemampuan untuk 'menerawang' seseorang. Bukan dengan kartu tarot, bola kristal, ataupun membaca pikiran. Tapi dengan membaca lagu yang terngiang di kepala kliennya. Banyak dari 'terawangannya' yang berhasil sehingga Mary Beth dipercaya oleh hampir seluruh warga kota untuk menjadi penasihat mereka. Malah entah apa alasannya salah satu kliennya memberikan anak lelakinya untuk diadopsi Mary Beth, anak itu bernama Tommy yang tak Mary Beth tau siapa ayahnya. Mereka akhirnya hidup bertiga Mary Beth, Leeaan, dan Tommy yang memanggil Mary Beth mama. Masalah datang ketika salah seorang klien Mary Beth, Holly Kramer, datang dengan masalahnya dengan suami yang ingin ditinggalkannya dan ayahnya yang brengsek (menurut buku, padahal saya juga ga tau brengseknya kenapa. Dibuku cuma dibilang "George brengsek, dan suaminya Holly hanya diam saja ketika Holly koma"). Saking peliknya masalah Holly sampai-sampai pada pesta ulang tahun Mary Beth, Holly sampai kayaknya curhat habis-habisan semalaman ke Mary Beth (Soalnya menurut buku itu sampai-sampai Leeaan disuruh pulang sendiri ke apartemen malam-malam. Dan Mary Beth baru sampai di rumah pagi harinya). Sampai suatu hari Holly dikabarkan koma akibat minum obat tidur yang bisa membuat tidur warga seluruh kota. Mendengar itu mary Beth langsung khawatir dan pergi ke RS tempat Holly dirawat. Tapi Mary Beth malah diusir oleh keluarga Holly. Setelah itu Mary Beth seperti orang stres. Mary Beth jadi tak pernah bicara, tak mau bekerja, tak mau main bersama Tommy. Keadaannya sperti mayat hidup. Dalam keadaan itu adiknya, Leeaan, mencari sang ayah. Dengan harapan mungkin itu yang dibutuhkan Mary Beth. Ayahnya akhirnya kembali tapi tidak sepenuhnya kembali. Ayahnya menjadi sosok yang kaku (agak-agak canggung gimana gitu. Menurut buku sih katanya ayahnya merasa bersalah karena ninggalin keluarga. Jadi dia tuh kerjaannya bilang maaf melulu). Kehadiran ayahnya tidak membuat Mary Beth lebih baik. Sampai akhirnya Holly sadar dari komanya dan mantan pacar mary Beth datang dan membawa Mary Beth ke semacam tempat rehabilitasi jiwa. Akhirnya Mary Beth dinyatakan sehat oleh psikiater yang menanganinya.Udah sih ceritanya gitu doang. Intinya tentang keluarga dan musik. Tapi yang saya tangkep dari cerita ini cuma:1. Cintailah hanya yang mencintaimu. Mary Beth sayang ibu dan adiknya, karena ibunya bangga sama Mary Beth. Menurut ibunya Mary Beth itu pekerja keras, masih muda sudah mau bekerja. Dan adiknya Leeaan hanya sebentar mengenal ayah dan ibunya sehingga dia sangat membutuhkan kakaknya. Dia rela melakukan apapun demi sang kakak. Dan Leeaan membenci ibunya karena menurut Leeaan ibunya terlalu keras padanya dan selalu membanggakan Mary Beth. Mary Beth membenci ayahnya karena tidak membuat ibunya cukup bahagia. (ribet ga lo bacanya?!)2. Yang jadi pertanyaan saya sampai sekarang: Kenapa ayahnya ninggalin Mary Beth, Leeaan, dan istrinya? sampe selesai buku saya ga dapet jawaban secara konkret. Trus kenapa mary Beth segitu depreesinya? lagi-lagi ga dapet jawaban konkretnya. Trus kenapa Mary Beth putusin Ben juga alasannya apa? Awal mula Mary Beth jadi pembaca lagu juga samar-samar dijelasinnya. Kirain di akhir bakal terungkap semuanya. Gak taunya masih abu-abu. (pembaca kecewa)3. Keluarga macam apa ini? Ibunya selingkuh malah didukung sama mary Beth. Bapaknya pergi ninggalin keluarga malah dianggap wajar. Orangtua kayak gitu bukannya gak tanggung jawab ya??Saya kasih satu bintang bukan karena ceritanya jelek. Cuma saya ga ngerti ini ceritanya mau dibawa kemana (menurut saya). Mungkin cuma saya aja yang nganggap kayak gini, soalnya yang lain kayaknya oke-oke aja tuh. Atau mungkin juga saya pembaca yang kelainan.Mungkin agak subjektif ya, masa lagunya Michael jackson dibilang jelek sih :(
When I think of “Chick Lit,” I don’t think of books by women but rather I think romance and fluff. Sure, this novel is as easy to read as tepid butter is when spread on hot toast in summer, but it’s not fluff. It’s about the every day, complicated, real life of family. It’s about how growing up – whether in an unusual or an average family – is rarely easy. It’s about relationships and emotions and all the ways we avoid as well as work through them. It’s also about compassion. When the title character is discussing how it would be hell to not help when she knows a problem she explains, “I’m not talking about the place filled with flames. I mean the hell the world is when cruelty doesn’t have a reason. When suffering is unrelenting and unrelieved by love.” That’s the compassion I’m speaking of – that natural, unforced compassion that embraces the broken with a simple word or gesture. It’s beautiful. It’s also a little bit sad when the same character doesn’t have that compassion for herself, but as the story unfolds in all the horror of self admonishment, this deep and intense and haunting struggle suddenly becomes vital and real and… strangely beautiful. This book was a gift for me in the reading… of connection and relationship. Of what can finally come of brokenness. Of what hardness and a lack of love can do. But even more, of what a simple act of kindness, a bit of compassion, an action born of love can do. It was frightening and healing in these revelations.And in all of that, I find The Song Reader is anything but fluff or Chick Lit. It is instead a multifaceted and unfolding story of how to understand, and where hope resides, and in all its complexities, how rich… and how flexible love is.
Do You like book The Song Reader (2005)?
Tucker's assured debut novel is an achingly tender narrative about grief, love, madness and crippling family secrets. Preteen Leeann Norris introduces readers to her world: recently orphaned when her mother was killed in a car accident, she lives with her older sister, Mary Beth, who supports them by waiting tables and performing "song readings" for locals in their small Missouri town. Rather than reading palms to tell people's future, Mary Beth analyzes the songs stuck in their heads, explaining what the song fragments reveal about her clients' psyches. The plot device is fascinating, but what cleaves the reader to the page is the relationship between the two sisters-one determined to track down their long-missing father, the other equally resistant to looking at the past. When Mary Beth's song reading uncovers a local scandal, the community turns against her, and her resolve to help those around her crumbles. Leeann must become the stronger sister, and her quest to find their father finally succeeds, though not in the way she'd hoped. Tucker's dexterous portraits of the fragile family dynamics expose quirky and compelling characters. Her expertly sprung revelations will surprise readers. This intoxicating debut may remind them of Shirley Jackson's We Have Always Lived in the Castle and Pat Conroy's Prince of Tides, but it's not lost in their shadows.
—Kevin
STARS RATING: 2.8mary beth adalah seorang gadis yang memuja ibunya bahkan setelah bertahun-tahun wanita yang dipujanya itu. apapun bersedia ia lakukan demi kebahagiaan ibunya.sedangkan adiknya, Leenaa, yang menjadi tokoh utama di cerita ini (aku tertipu dengan satu ini) adalah gadis yang lebih dekat dengan ayahnya maka dari itu saat ayahnya meninggalkannya, dia sangat sedih dan sangat berkeinginan untuk bertemu lagi dengan ayahnya yang sudah dianggap 'sakit' oleh orang lain.mary beth memiliki bakat untuk mengetahui permasalahan orang lain menurut lagu di hidup mereka.namun saat 'pembacaan lagu' mary beth 'gagal', ia menjadi depresi dan menjadi mery beth yang tidak dikenal oleh Leenaa.ayah yang akhirnya dapat bertemu dengan Leenaa pun ternyata tidak memberikan kebahagiaan seperti yang selama ini ia bayangkan--dan inginkan kasih sayang darinya.***aku suka Maniac Mike (spoiler)yang sangat pengertian (pada akhirnya) pada Leenaa dan benar-benar menyukainya. tapi tidak dengan mary beth yang sudah mendapat banyak sekali dari cowoknya (lupa namanya) namun di akhir cerita malah meninggalkannya(/spoiler)yah intinya aku lebih suka adiknya yang rasional dibanding kakaknya yang menjadi fokus di novel ini.
—Red
I picked this up off the library shelf as I saw the title and as a music therapist, thought it might be interesting. I didn't expect a heavy book, but it was a little darker than I anticipated. This wouldn't be a problem if it was compelling or well-written, but it just dragged and became so mired down in the multiple emotional/psych issues the author was trying to shoehorn in. Its ambiguity about the dad's mental illness really didn't add anything to the plot as the author's interview seemed to imply she thought it would. It just seemed like she was too lazy to consult a mental health professional to get a fuller picture of someone with a specific mental illness. With all the focus on the psych issues, I was frustrated that they didn't really address them and the possibility that Mary Beth might have a genetic predisposition for psych issues due to the father's illness. I realize that part of the author's objective was to paint this imperfect family, but characters who don't really grow or develop in interesting or realistic ways just become boring & frustrating to read about. I ended up skimming the last quarter of the book.I didn't particularly care for the ambiguity of the ending either; after all the dragging of most of the book, it seemed rushed & tacked-on with no satisfying motivation or thought behind it. I would not recommend this book.
—Emily