Fuihh.....makin seru aja nih cerita Lord Otori Takeo dan keluarganya. Setelah lumayan jelek di Klan Otori II dan meningkat lagi di Klan Otori III tapi dengan ending yang kurang memuaskan, akhirnya di seri IV ini semuanya terbayar. (yah walopun cape' mata n cape' tangan coz bukunya tuebell). Dibuku ke-IV ini bercerita tentang pengkhianatan, kepercayaan, perkembangan anak-anak takeo, kisah cinta shigeko (cinta yg tidak bisa terucapkan) yang sangat menyentuh dan kematian-kematian yang tragis.Anak-anak Takeo udah gedhe dan semuanya cewek; shigeko yang berjiwa pemimpin, Maya+Miki (anak kembar) yang kehadiranya tidak disukai masyarakat dan kaede karena mitos kutukan anak kembar (huh!! Nyebelin banget nih kaede di buku ke-IV ini). Tapi keahlian Maya+Miki tinggi banget, karena itu mereka lebih sering tinggal brsama tribe buat berlatih. Sementara itu kemampuan takeo telah menurun drastis akibat cacat ditangannya, ditambah dengan banyaknya orang kepercayaan Takeo yang tewas dan kisah mengejutkan tentang adik Takeo yang ternyata masih hidup; Intrik pengkhianatan dari anak Shizuka & Arai (Zenko) yang menikah dengan Hanna (ade’ kaede) yang seru abiz, dan kekhawatiran kaisar dengan reputasi Takeo yang terus meningkat membuat posisi Takeo sebagai pemimpin 3 negara terancam. Kehidupan di Tiga Negara udah makmur dan terbebas dari perang selama 16 tauh berkat kerja keras otory-kaede dan tunduknya tribe. Tapi kelompok Kikuta pimpinan Akio masih terus menyimpan dendam namun sedikit kecewa dengan hisao, anak takeo hasil hubungan dengan yuki (KLan Otori I) yang ga' nunjukin kekuatan kikuta yang dahsyat. Tapi akio berhasil menjalin kerjasama dengan zenko yang telah berkomplot dengan kelp. kuroda + pihak asing + lord kono (anak fujiwara yg hombreng itu lho).Taku (adik zenko) dibunuh kelp. kikuta atas perintah zenko, tekad Takeo untuk menghindari perang dengan kaisar ternyata gagal, Maya disekap Akio yang justru membantu Hisao untuk menggunakan kekuatannya menjadi pemimpin dunia arwah dan mendengarkan pesan Yuki, Shizuka diancam untuk ikut Zenko/bunuh diri, Miki melarikan diri dari Shizuka untuk mencari Maya, Hana yang diliputi dendam karena cintanya ditolak Takeo bersiap membuka rahasia takeo akan anaknya kepada Kaede dan segudang rencana licik lainnya menemui Kaede yang baru melahirkan anak laki-laki.Yup, perang emang tidak bisa dihindari. Kehadiran Takeo di kekaisaran yang semula diterima dengan baik akhirnya juga berakhir perang karena kaisar tersinggung dengan ikutnya jerapah (lambang restu surgawi terhadap pemimpin) kembali ikut Takeo. Teknik pertempurannya bagus, di sini Shizuka menjadi pahlawan karena berhasil memanah mata sang jenderal. Tapi kemenangan ini tidak ada artinya karena Kaede dengan sangat mengejutkan berhasil dipengaruhi Hana dan meninggalkan Tiga Negara. Akhirnya untuk menggalang kekuatan melawan Zenko, Shizuka bersedia menjadi istri sang Jenderal dan Takeo meletakkan kepemimpinannya dan kembali ke biara. Sementara itu, Maya dan Miki dengan bantuan arwah Yuki berhasil melarikan diri dan pergi ke biara.Di biara inilah Takeo menemui ajalnya, bukan seperti ramalan yang selalu menghantui Takeo, tapi...hmmm baca ndiri ajalah, ntar malah ga seru kalo diceritain semuanya:D
Setelah perjuangan berat yang dilalui oleh Takeo dan Kaedee, mereka akhirnya menjadi sebuah keluarga yang bahagia selam 16 tahun, hidup dalam kedamaian dan rakyat yang makmur.Memiliki seorang putri yang mewarisi kecantikan Kaedee dan juga 2 putri kembar yang sangat berpengaruh dalam buku kali ini. Arai Zenko yang mejadi suami Hana (adik Kaedee), anak dari Sizuka, kakak Taku, akhirnya menghianti Takeo ketika dia sedang pergi menghadap kaisar penguasa 8 pulau. Penghiatannya ditandai dengan pembunuhan adiknya sendiri, Taku. Kemudian Hana, membocorkan rahasia Takeo mengenai anak yang didapatnya dari Yuki (cucu Kenji Muto). Maya, salah satu anak kembar Takeo tanpa sadar telah membunuh adiknya yang masih bayi dengan menggunakan tatapan kikuta-nya yang mematikan. Dan kematian adiknya tersebut membuat duka yang sangat dalam bagi Kaedee ditambah lagi informasi dari Hana mengenai hubungan gelap Takeo dulunya dengan Yuki. Akhirnya, Maya pergi meninggalkan kota bersama dengan roh Yuki(mati dibunuh oleh Kikuta setelah melahirkan anak Takeo, Hisao) dan juga meninggalkan kembarannya Miki. Kaedee membakar istana mereka sebagai pelampiasan rasa marahnya kepada Takeo dan pergi bekerjasama dengan Arai Zenko untuk melawan suaminya Takeo.Takeo mendengar kabar kematian putranya dan kondisi istrinya setelah mereka berhasil bertempur melawan pasukan kekaisaran (pertempuran yang tak terduga). Suatu hari Takeo berhasil bertemu dengan Kaedee secara diam-diam, tapi Kaedee sudah marah dan memintanya bunuh diri. Dengan rasa malu yang besar akhirnya Takeo pergi kembali ke Terayama, biara tempat dia dulu pernah mengasingkan diri. Dia diam disana dan menyerahkan tahta Tiga Negara kepada putri tertuanya Shigeko. Di Terayamalah akhirnya dia mati dengan menggunakan senjata anaknya sendiri Hasio, yang akhirnya menjawab semua ramalam yang sudah digariskan bertahun-tahun silam. Putrinya Maya, meninggal juga dalam insiden tersebut.Makoto, seorang pendeta yang ada di biara tersebut menulis semua kejadian yang terjadi dan memberikannya kepada Kaedee ketika perang sudah usai. Kaedee merasa bersalah atas kematian suami dan putrinya. Tetap dia tetap bertahan karena dia memiliki 2 putri lag dan 1 putra dari Yuki. Zenko dan istrinya Hana, akhirnya diminta untuk bunuh diri karena sudah melawan Otori dan Tiga Negara kembali dalam keadaan aman. Shigeko menikah dengan Jendral kekaisaran dan mereka memimpin Tiga Negara dan Delapan Pulau.Mayat Takeo dan putrinya Maya, dikuburkan di dekat makan Shigeru, ayah angkat dari Takeo.
Do You like book The Harsh Cry Of The Heron (2006)?
Apa jadinya kalau kisah Cinderella berlanjut (diakhir kisah Cinderella, akhirnya ia menikah dengan Pangeran pujaan hatinya kan) ?? Kalau misalnya kisah Cinderella berlanjut, aku kira..baru mengira... akhir kisahnya bukan lagi (mungkin).. and they lived happily ever after.. sama seperti kisah yang terjadi antara Takeo dan Kaede.. Mereka memang akhirnya bisa bersama, mereka menikah, menjadi penguasa, punya anak..tapi.. :”( ada kecemburuan, ada intrik politik yang semuanya bermuara pada langgengnya kekuasaan.. dan pada akhirnya Takeo harus menghadapi takdir yang telah diramalkan kepadanya jauh sebelum ia menjadi penguasa tiga kerajaan.. tuhhh...kaaann!!!
—Michiyo 'jia' Fujiwara
This is the fourth of a quartet of novels. It was designed originally as a trilogy - Across the Nightingale Floor, Grass for his Pillow and Brilliance of the Moon, all of which I read some years ago. The final story takes us to the death of the two main characters and the continuance of the Otori Clan, under the leadership of Takeo’s daughter Shigeko. The stories are part myth and mysticism and part ancient Japanese history. The hero Takeo is the illegitimate son of a warlord, brought up by his
—Fiona Van
I have loved the rest of this series, but because of the repeated prophecy of the death of the protagonist, I have dreaded the end of this book, and completely put it down for about ten days, in the middle. Lord Otori Takeo is a likeable character, with serious flaws more than compensated by his strength of character: he has a strong sense of justice and has established the rule of law, a vision of peace which he has accomplished and maintained for fifteen years, and cares about the fate of all his people, nurturing and cultivating them as one would a farm, in late feudal Japan where many lords ruled for their own benefit, exploiting the common people with abandon.As the end of the series, this book had a great deal to accomplish, and accomplish it, she did. While not as lyrical and magical as the earlier books, I felt that she ended the story with Takeo's dignity, Makoto's humane serenity, and redmption for the character whose crisis caused the collapse of the peace. I'd have given it 4.5 stars if I could; I recommend it highly!
—Diane