t“…Orang kan tidak bisa selalu jadi juara” (hal. 12) tGelar yang tersemat pada diri seseorang, tak selamanya mengandung kebanggaan. Justru beban berat tersandang di situ. Seperti itulah yang dialami Mark Smalley. Gelar “Murid Teladan” yang ia peroleh di bangku kelulusan sekolah dasar, justru menjadi bayang-bayang yang menyeramkan kala ia masuk sekolah menengah. Boleh jadi ia mampu melahap pelajaran sekolah dasar dengan gampang. Namun, tentu saja, sekolah menengah jauh berbeda, mulai dari pola mengajar guru hingga tingkat kesulitan pelajarannya. Tuntutan dari ayahnya agar ia tetap juara membuat Mark tertekan.tNilai esai sejarah hanya membuatnya merasa makin goblok. Orang tuanya, Bob dan Joy, hanya perlu tahu dia belajar di sekolah, rajin mengerjakan PR, dan menorehkan prestasi. Tak hanya pada Mark, pada Daryl, anak kedua mereka pun diberlakukan hal sama. tUntunglah ia mendapat kesempatan untuk memperbaiki nilai ketika gurunya memberi tugas karya tulis. Tidak main-main tugas tersebut. “Kau orang terkenal dalam sejarah. Tulislah surat kepada teman atau keluarga yang menceritakan hidupmu” (hal. 25).tDi tengah kebingungan harus memilih tokoh siapa, oleh gurunya, Mark dan teman-teman sekelasnya diajak ke Pameran Kekayaan Nasional. Mark ditemani oleh Pino Abrozetti yang suka ngupil, Annie Upton yang mengaku reinkarnasi Phar Lap – kuda pacu terhebat se-Australia, dan Rufus Wainright yang seringkali mentok di nilai D sekuat apapun dia berusaha.tMelalui Annie, Mark mendapat inspirasi untuk mencari tahu lebih banyak mengenai reinkarnasi. Rufus dan Pino pun terkontaminasi. Kendati awalnya tak percaya, namun mereka akhirnya bersemangat ketika tahu mereka dulu tokoh-tokoh penting dan terkenal dalam sejarah. Siapa saja tokoh penting yang mereinkarnasi dalam diri mereka? Mulai bab 9, satu per satu hal itu terkuak dengan cara yang kocak. tMeskipun mereka adalah reinkarnasi tokoh hebat dalam sejarah, namun tak bisa ditampik jika mereka, Mark terutama, menyesal. Itu setelah dia menyaksikan Mum-nya bersedih karena pohon yang ditanamnya perlahan-lahan mati. “Asap knalpot membunuh mereka. Aku pasti menipu diri sendiri, mengira ada yang bisa tumbuh di sini” (hal. 77). “Siapa pun yang menciptakan mobil,” ia berteriak marah, “seharusnya digantung!” (hal. 77). Itulah awal kesedihan Mark yang berbuntut pada kelanjutan karya tulisnya.tNamun, dari sana petualangan spektakuler – bisa dibilang nekat – yang dilakukan Mark dan kawan-kawannya pun dimulai. tIni adalah buku kedua dari Morris Gleitzman yang saya baca setelah “Boy Overboard”. Sama-sama berlatar belakang di Australia dan mengangkat tokoh anak-anak, namun dengan tema yang berbeda. Khas Gleitzman yang kocak sekaligus menyentuh hati membuat saya yakin anak-anak akan menyukai buku-bukunya. Berempati dengan cara tidak berlebih. Berlelucon tanpa melampaui kadar. Itulah Gleitzman.
I can't stop myself giggling from time to time I turned this book's pages... This is how an adult should write about children's life and thoughts. Morris Gleitzman understands it well how to describe children confusion on things that we never care about anymore. It's just natural when children do not feel comfortable to adults expectations for them, and they will find their own solution on their problems. This simple idea used to tend to a catastrophic situation for everyone, but the moral of the story that I got is NEVER let your regret stops you from doing good things for other people.
Do You like book Second Childhood: Coba Lagi (2015)?
A boy (Mark) struggling with the higher standards of high school and worried that he will be disappointing his parents practices a speech he's written to them in front of his friend. His friend decides he'd like to tell it to his mum too.'I'll wait till you've told yours,' said Rufus. 'See if they hit you.'Geez that's funny! It gets a little stranger when a classmate reveals that she was Phar Lap in a past life, and Mark and a few of his friends soon discover they have past lives too. Towards the end I found the book to be less engaging and the ending was a bit flat but it was still an enjoyable read.
—Nola