"Kita menghadapi seseorang yang mengerikan, Thom," Kris berbisik pelan. Akhirnya dia mengerti, wajahnya sedikit pucat. Aku kira itu hanya kabar hoax antar peretas dan programmer komputer dunia. Tapi ternyata benar. Kau tahu, Thomas, hanya sedikit orang didunia yang bisa menghapus namanya diseluruh jaringan internet. Shinpei, siapapun orang ini, telah menghapus begitu saja namanya dari jejak dunia internet.Kata Papa, bahkan bila terbakar hangus seluruh keluarga kita, jangan pernah berhenti peduli.Walaupun terfitnah kejam keluarga kita, hingga rasanya sakit menembus relung hati, jangan pernah berhenti berbuat baik.Buku NDUT ini merefleksikan secara sederhana bahwa sungguh manusia berusaha melegalkan banyak cara untuk mendapatkan hal yg diinginkannya, tentang perjuangan, tentang konspirasi, tentang rasa untuk tidak putus asa, buku yang cukup menarik . 3 bintang dari 5.Agaknya saya kurang suka jika Tere Liye memakai genre ini sebagai proyek buku-buku berikutnya. Tere Liye yang saya tahu, lihai menulis buku-buku moral yang to the point, seperti Bidadari-bidadari Surga, Hafalan Shalat Delisa, dll yang sejenis. Sementara buku-bukunya yang realistis namun berbau politik seperti Negeri Di Ujung Tanduk ini atau sekuel sebelumnya, saya rasa masih kaku. Itu bagi saya pribadi.Buku yang mendapat penghargaan Anugerah Pembaca Indonesia 2012 ini, jika bukan Tere Liye yang tulis, saya akui sangat bagus. Namun, karena kenyataannya memang Tere Liye-lah penulisnya, saya sedikit kecewa. Lihatlah episode 18 buku ini. Bacalah kalimat-kalimatnya. Itu memang gaya Tere Liye yang menulis dengan tanda pisah koma.Tapi gaya itu mendadak menjadi aneh, kaku, dan tidak enak dibaca. Tidak bisa dinikmati. Di episode tersebut, Tere Liye seolah dituntut untuk menulis cepat, ganti adegan, cut to, kejar-kejaran, ketegangan, dan tubrukan. Dan cara Tere Liye menulisnya, bagi saya, melihat kapasitasnya sebagai penulis yang sudah berpengalaman, kalau menurut anak-anak remaja: 'enggak banget'.Saya menyelesaikan buku ini amat lama, kepotong dengan kesibukan yang lain, dan memang karena saya sangat berusaha ingin menyelesaikannya meski sudah merasa bosan di bagian tengah tadi. Saya menghargai seorang Tere Liye yang dengan gigih selalu menyelipkan pesan moral yang banyak diabaikan banyak orang. Itulah ciri khasnya.Jika kemudian Tere Liye mengeluarkan buku lagi semacam ini, saya lebih baik menunggu dia menulis buku semacam cinta dan romantisme, buku-buku dia kebanyakan, seperti Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, Sunset Bersama Rosie, dkk.Meski begitu, saya akui Tere Liye berhasil membayar kebosanan saya di dua episode terakhir. Menurut saya, kedua episode itu benar-benar menjadi twist yang pas. Tidak berelebih-lebihan. Di kedua episode itu, saya akui, Tere Liye berhasil melibatkan emosi saya pada kejadian yang menimpa tokoh. Lalu bertepuk tangan di akhir bersama penonton yang lain.Demikian review saya. Penilaian dari seorang tidak harus sama dengan orang kebanyakan.
Do You like book Negeri Di Ujung Tanduk (2013)?
sangat menambah ilmu dan wawasan, praktis dan sangat mencerahkan. :)
—Den