Tulisan Vabyo terlalu mentah. Seperti tulisan blog saja. Dia selalu berusaha melucu di saat yang salah karena emosi yang meluap dari adegan bukan suasana yang santai untuk tertawa. Justru membuat kita kurang sopan bila tertawa, seperti ada yang melawak di tengah pemakaman.Narasi Windy bagus. Suka sekali gaya tulisan eklektik seperti itu, yang mencomot disiplin ilmu lain untuk diambil intisari filosofisnya. Kelemahannya, cerita jadi tidak fokus, tidak punya tujuan, tidak membuat pembaca berusaha menebak akhirnya. Maka saya berusaha realistis untuk menikmati kalimat per kalimatnya saja, bukan konfliknya. -Kala Kali-Saat membaca yang judul pertama: Ramalan dari Desa Emas, kesan saya; suka! Cara mengemas ceritanya, local wisdom yang ditampilkan seputar desa Sawarna, karakter tokoh di sana, dan komedinya yang gurih. Saya pikir mas Vabyo telah berhasil membuat sudut pandang perempuan menjadi nyata. Saya dapat feelnya. Dan berpikir, suatu hari juga pengen ikut ke Sawarna. (Anybody wanna count me in?
Do You like book Kāla Kālī (2012)?
Ceritanya Valiant Budi lumayan, Tapi ceritanya Windi?Mumet aku membacanya, muter-muter gak jelas
—kathy0829