#19 & #20 dari Lima Sekawan ciptaan eyang Enid Blyton.Karang Setan, si # 19. Episode ini memberikan sebuah hiburan baru bagi para pecinta Lima Sekawan, MercuSuar! Yup, di buku yang ini anak-anak membawa para pembacanya berpetualang di sebuah mercusuar sebagai tempat tinggal atau tepatnya tempat anak-anak menghabiskan liburan. Mercusuar ini kepunyaan si Utik, anak dari seorang profesor kawan dari ayah George yang mendadak menginap di Pondok Kirrin. Karena keadaan rumah yang sempit dan gaduh, sedangkan kedua profesor tadi tak mau diganggu oleh kebisingan, akhirnya anak-anak mengungsi ke sebuah mercusuar. Senang rasanya sebagai pembaca dibawa melihat-lihat keadaan dan cara kerja dari sebuah mercusuar. Meskipun anak-anak menempati sebuah mercusuar bekas, namun tetap saja fungsi-fungsi dari tiap bagian mercusuar masih dapat diketahui dan digunakan. Apalagi, sepertinya jaman sekarang ini jarang sekali mercusuar disebut-sebut dalam perbincangan sehari-hari.Khas Blyton, lorong-lorong serta gua bawah tanah tak ketinggalan dalam #19 ini. Begitu pula dengan perburuan harta karun dari masa lampau. Trademark.Oya, si Utik ini pecinta binatang, ia memiliki seekor monyet yang dinamakan si Iseng, yang akhirnya berkawan akrab dengann Timmy.#20, Di Pulau Seram. Lagi-lagi anak-anak bertemu pecinta binatang. Kali ini Wilfried namanya. Lebih sakti, karena ia seperti magnet bagi hewan-hewan tersebut. Kelinci, landak, burung, ular, bahkan Timmy! Takluk semua olehnya.Petualangan anak-anak kali ini sebenarnya tidak sengaja. Kapal yang mereka sewa tanpa sengaja terbawa arus sehingga mendarat di Pulau Seram. Sebuah pulau yang terkenal angker karena dijaga oleh dua orang bersenjata, yang tak segan menembak siapa saja yang mendarat di pulau tersebut.Masih mengusung trademark yang sama, gua bawah tanah, serta harta karun, kali ini harta karun curian, yang ternyata ditimbun di pulau tersebut, alih-alih margasatwa yang dilindungi di pulau Seram itu.Kedua buku ini keadaan mencekamnya bisa dibilang "dapet", anak-anak bersinggungan langsung dengan penjahatnya, Sebuah kondisi yang tak didapat di #18.[CENTER]---------------------------------------------------------------------------------------------------------[/CENTER]Dua buku terakhir Lima Sekawan (#21 belum punya, begitu juga #16), saya bisa mengambil kesimpulan kalau anak-anak ini merupakan anak-anak yang tajir. Cobain baca deh, terus rasakan makanan-makanan yang anak-anak ini makan. BANYAK BANGET! Gak mungkin kayanya kalau keadaan ekonomi mereka kurang mampu. Ditambah, si George punya sebuah pulau! Tajir bingit kan, hii...Keadaan lain yang ingin saya soroti, selama petualangan mereka di 21 buku (diandaikan saja dalam 1 tahun ada 4 musim liburan), maka selama 5 tahun berturut-turut, anak-anak ini jarang sekali berlibur bareng orangtua mereka. Kalau bibi Fanny (ibu George), mungkin agak banyak disebut, tetapi orangtua dari Julian, Dick, dan Anne jarang sekali muncul, bahkan identitas mereka hanya disebut sebagai ibu & ayah saja, tanpa embel-embel nama. Di #20 sempet sih si ibu muncul, tapi ya itu, kesannya cuma cameo doang, sebentar banget munculnya, seolah-olah pelengkap saja. Agak aneh juga sih sebenarnya, kesannya anak-anak lebih sayang pada orang-orang lain yang kebetulan mereka tumpangi rumah / pertaniannya.Ah, apapun, petualangan Lima Sekawan ini pantas sekali untuk dibaca, dikoleksi, dan dilungsurkan. Yakin, kisah ini bisa membuat yang tadinya tidak suka membaca jadi agak suka membaca.Salam Limun Jahe!!!
Judul: Lima sekawan di pulau seramPenulis: Enid BlytonPenerbit: Gramedia Pustaka UtamaDimensi: 184 hlm, 18 cm, cetakan kelima belas februari 2013ISBN: 978 979 22 5594 2Huwoo.. sudah lama sekali sejak saya membaca karya-karya Enid blyton. Terutama serial lima sekawan ini. Mereka adalah salah satu favorit saya. Sayang, sebab banjir koleksi buku saya sejak kecil rusak semua dan tak bersisa karena sebagian hanyut. Betapa antusias saya mendapatkan buku ini dari hadiah lomba di twitter yang diselenggarakan @klubbuku_BGR namun baru saya buka plastiknya tadi siang.Well, membaca petualangan lima sekawan ini seperti memanggil kenangan saya di masa kecil. Imajinasi kanak-kanak saya dahulu. Betapa saya dulu mengidolakan Julian yang cerdas, penuh perhitungan dan sosok pemimpin yang baik hati. Lalu ada Dick yang aktif, pemberani, dan jahil. Georgina yang tomboy dan lebih suka dipanggil George. Timmy, anjing George yang pintar dan kooperatif. Dan terakhir Anne, gadis paling muda yang lemah lembut, suka mengatur dan penyayang--setiap membaca serial ini, saya selalu menganggap diri saya adalah Anne. Saya suka padanya.Kali ini, mereka berada pada situasi liburan sekolah. Awalnya, mereka berjanji tidak akan menghabiskan waktu liburan ini dengan bertualang. Mereka ingin beristirahat dan menikmati liburan dengan kebersamaan di rumah. Tapi, bukan lima sekawan namanya kalau tidak terjebak pada sebuah petualangan. Berawal dari permintaan Bu Layman yang tinggal di rumah tua di atas bukit yang memiliki pemandangan indah, untuk menjaga cucu lelakinya selama ia pergi ke kota. Cucu lelaki berusia sepuluh tahun bernama Wilfrid itu memiliki karakter menyebalkan, tidak tahu aturan, tapi sangat menyayangi binatang. Hingga Timmy, yang begitu selektif terhadap orang baru pun langsung akrab dengannya. Hal itu membuat George agak cemburu.Suatu hal yang terjadi membuat lima sekawan tak sengaja terdampar di pulau seram. Pulau itu dikenal dengan beragam desas-desus menyeramkan dan memiliki nama lain yang juga menakutkan, seperti hutan bisikan, tebing tangis dan merupakan kawasan terlarang. Ketaksengajaan itu tak semakin berlanjut tatkala Dick menemukan sebuah pintu rahasia di dinding sumur. Dan mengungkap tempat persembunyian harta karun serta sindikat kelompok pencuri jahat.Memang, membaca buku ini tak lagi semendebarkan dahulu, saat saya masih berusia kanak-kanak. Tapi, sensasi bertualang itu masih saya dapatkan. Kemasannya pun lebih menarik dibanding buku saya dahulu yang begitu tua.Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.Meta morfillah
Do You like book Five Have A Mystery To Solve (2015)?
What to say now? This was really as exciting as ever. The most interesting part was when the five were on Whispering Island. They way they escaped from that cave through the well was really fascinating. I wish I had such adventures! They found various gold statues and jewels. Well, at last it was mentioned that Whispering island, the cottage on the hill in which the Five lived and Morris who used to tell tales about the island are all real. This was from the side of the author- Enid Blyton. I liked the novel and will give 4 stars to it ****.
—Prashansa
Same Story, Different Island30 September 2015tWell, I am getting close to reading all of the Enid Blyton books that I intend on reading (I have no interest in Mallory Towers or the Naughtiest School Girl, and since Blyton wrote heaps of books, and I have already read quite a few, I think I will leave it with the Famous Five and Secret Seven) so I am slowly getting there and hopefully once they are out of the way I can then look at reading some other series that I have been itching to read again for a while (though I won't say what they are just yet). Actually, come to think of it, there are a few series I want to read again, but I think I am getting a little ahead of myself.tAnyway, not surprisingly, the Famous Five are once again on holidays (I wish I had as many holidays as these kids get) and once again they are off on a bicycle adventure. This time it is to a harbour which is apparently the second biggest harbour after Sydney Harbour (which I must admit is some feat because Sydney Harbour is huge, but then again San Francisco also has a pretty massive harbour, or is it technically a bay, not that I would know the difference). I didn't think there were any massive harbours in England, and even if there were wouldn't they be located in some huge industrial city such as Liverpool or Newcastle?tAnyway, let us leave the issue of this harbour behind and get on with the story, not that there is all that much to say about this story because it tends to follow the same pattern that many of the other Famous Five stories follow. Basically they meat a kid at the cottage where they are staying (and this kid has a strange affinity with animals – including Timothy) which they start off hating but then after he saves their lives they decided that he his pretty cool. There is also a mysterious island with a ruined castle on it (much like the one back at George's house) which they decide to go an explore, even though people tell them that bad things happen to nosey people there (not that it's stopped them before).tWell, you can probably guess what happens because, well, this is an Famous Five book, and they all tend to pretty much follow the same pattern. Yep, they find some bad people who are involved in smuggling antiques, get captured, manage to escape, get the police involved, who then storm the island and arrest the bad guys, all the time while the Famous Five are watching, and then they (the Famous Five that is) go off and have an enjoyable rest of the holidays.tHowever these days when I read about the police storming an island and arresting the bad guys I cannot help but think that they look something like this:
—David Sarkies
As with all Famous Five books, this is of the same trusted and successful formula. I loved these books as a child and I am delighted that my girls loved them as children too.The stories are adventures of a byegone age, yet still hold the attention of children, around the world...... they have stood the test of time well - and for a great reason.The stories are plausible, fun, adventurous and contain an excellent mix of young characters... with a little bit of everyone in each of them - something that children have obviously known for decades.
—John