Do You like book Tunnels (2007)?
Asal saya tergerak hati untuk membeli buku ini kerana buku ini sentiasa sebaris dengan bestseller PTS yang lain. Aneh betul rasanya, sudah lama tidak membaca novel Inggeris yaang dimelayukan, asal rekomendasi, saya membelinya taktala bersantai di Bandung. Bagaimana persepsi saya? Barangkali tidak boleh menandingi keajaiban Harry Potter walaupun buku ini juga worldwide bestseller. Tapi saya kira buku ini sepatutnya tidak dibandingkan dengan Harry Potter. Kerana kumpulan sasaran novel ini masih jauh berbeza. Buku ini sendiri masih lagi, a much darker dari Harry Potter. Tentang perjalanan William & sahabatnya menggali terowong untuk mencari ayahnya, Dr Burrows, maka mereka ketemu satu koloni bawah tanah yang agak menggerunkan. Jalan cerita permulaannya agak perlahan, tetapi wajar untuk rentetan peristiwa yang berlaku. Tetapi pengakhiran novel ini bukannya happy ending seperti Harry potter. Sungguh membaca novel ini menimbulkan unsur-unsur kejutan, seperti Will & Rebecca yang mempunyai rahsia lain. Tentang Will yang lari dari dunia bawah dan sanggup kembali untuk menyelamatkan rakannya. Kejutan-kejutan seperti kematian watak-watak utama, yang membuatkan saya sedikit terpana. Taktala membacanya seolah-olah rasa resah gelisah, bagaiman Will bisa menyelamatkan dirinya? Saya kira buku ini menghiburkan walaupun penuh dengan aura kejahatan yang mendesah, dan kadangkala menyebakan hero seakan tersungkur dalam pencariannya. Saya jangka buku ini boleh digelar buku yang spesifik dituju kepada remaja lelaki/kaum lelaki.Oh, versi Indonesia yang saya baca, menarik kerana dihiasi ilustrasi yang seakan-akan hidup. Mula-mula saya fikir itu ilustrasi asal dari versi asalnya, tetapi rupanya dilukis oleh ilustrator Indonesia sendiri, gambarannya hidup, dan muka Eropah itu sungguh nampak asli
—Cik Aini
Sebuah ekspektasi yang terlalu tinggi kadang-kadang harus membentur dinding saat jalan yang dilewati menyempit dan memasuki terowongan.Demikian pula saat saya membaca buku ini. Embel-embel "The Next Harry Potter" dan stiker "Soon to be Major Picture" di sampul depan segera membuat saya tanpa berpikir panjang langsung membelinya. Begitu pula di halaman pertama buku ini, ditulis bahwa Barry Cunningham, sang editor "Harry Potter" mengklaim bahwa buku ini mempunyai sensasi yang sama saat ia menemukan "Harry Potter" dari tangan perempuan biasa bernama J.K. Rowling. Saya semakin berbinar membalik halaman berikutnya...Namun entah mengapa saya tidak bisa menikmati buku ini walaupun saya sudah memahami "Big Idea" ceritanya mengenai dunia "manusia atas" dan "manusia bawah" dengan tokoh utamanya, Will Burrows, ternyata berasal dari "dunia bawah" yang kebetulan dibesarkan di "dunia atas". Saya juga tidak menemukan ada yang salah dengan terjemahan versi bahasa Indonesianya, tetapi saya tetap tidak bisa menikmati buku ini, it feels like I'm having no chemistry with the story :-(Dan yang paling membuat saya turn off at all adalah saat mengetahui bahwa Si Rebecca adalah mata-mata "manusia dunia bawah" yang menyusup! Padahal satu-satunya karakter yang menarik buat saya justru Rebecca, seorang gadis cuek yang sangat dewasa melebihi usianya sendiri, bahkan lebih dewasa dari siapa pun di keluarga Burrows. Cukup sudah, saya langsung kehilangan selera dan memutuskan tidak akan lagi membeli buku edisi-edisi berikutnya.Sekilas seperti: datang ke sebuah pesta dan ternyata salah dress code! Damn, mendingan pulang tidur di rumah...
—Robert
Loved it! I'd heard that it was slow starting, and it sorta-kinda is, but in a good way. It's a slow burn, but the book gripped me from the beginning. It's very atmospheric and the author's prose impressed me throughout. It's a dark, dark book, and I don't just mean because of the tunnels. It's actually quite violent in places, for instance the punch-up in the bar that left one man (probably) dead, and the torture scenes involving Will and Chester, and then the showdown between Crawfly and Uncle Tam...This is not really a book for young, sensitive readers despite the somewhat childish jacket cover. In fact I was very nearly put off by it, thinking it was a little "young" for me... but I'm glad I bought TUNNELS because it's become one of my favorites of the year. I'll definitely be buying the sequels, DEEPER, FREEFALL, and CLOSER.Many people seem to compare the book (and virtually all fantasy novels for that matter) to Harry Potter. TUNNELS is nothing remotely like Harry Potter other than the fact that it's fantasy. If you want a Harry Potter replacement, then look someplace else. But if you're into Neil Gaiman and other "dark" writers, then give it a go.Finally, a word about The Eternal City. Amazing! The vision, the concept... and the stink!
—Keith Robinson