Very well written! I liked the humor and charm of the story. The age difference was a bit much, but acceptable none-the-less. Caitlyn is strong of heart and character, while Alexander is strong of character he is also strong of mind. Together these two clash, and while storm clouds rage and a wager runs amok with passion, these two learn what it means to love and not let go. I really enjoyed the second tasks the most. I found them terribly hilarious! In fact the whole book was quite humorous and had me grinning often. sejujurnya rada kecewa dg karakter Alex di sini yg kubayangkan Alex, si anak tertua dari semua sodara-sodaranya, lebih menyerupai karakter Marcus karangan mba Lisa...dingin, tenang, keliatan aura pemimpin keluarga...dan mba Karen menurutku salah mensetting cerita Alex dan Caitlyn....Alex ga bisa ngelupain tingkah sembrono Caitlyn, yg berakibat ke adiknya, Hugh yg kudu nikahin kembaran Caitlyn. jadi melalui mantan mistress-nya yg seorang Duchess, Alex menyiapkan jebakan..Caitlyn, heran, ko bisa dia dapet undangan dari seorang duchess di Skotlandia. setaunya, dia ga kenal dan undangan itu diantarkan krn ibunya pernah satu gereja dg sang duchess. tp ga enak dong nolak. jadi Caitlyn tetap dateng.begitu datang, Caitlyn disambut aura sinis sang duchess. ga bth waktu lama, dia ketemu Alex. krn ga dpt kesempatan bicara berdua dg Alex stlh insiden pernikahan saudari kembarnya, Caitlyn ngajakin Alex bicara.Caitlyn ga ngira Alex melontarkan lagi tantangan utk membuatnya malu. well, krn dirinya ga suka kalah, Caitlyn juga menantang Alex. jika Caitlyn kalah, dia akan jadi mistress Alex. tp jika Caitlyn menang, alex kudu melamarnya di depan orang2.siapa yg menang?see...aku kurang suka ngeliat Alex. menurutku, Alex ga usah bikin tantangan spt itu. mana bentuk tantangannya konyol. ugh...ga cocok deh..pokoknya, ekspektasi ku ga terjadi..jadi 2 bintang deh..