An ex army man with nothing but honest purposes in life (that is fictional enough for a start) goes on the search for a Fulcanelli manuscript. The book was enjoyable enough, fiction based on enough facts/people who are very real and interesting stories around them...the problem with Mariani (the author) as many writers like him, forgets that Dan Brown made it with the perfect formula, the balanced dosage of action and mystery plot...in this book the action and gore overpowers the mystery, and it makes it at time long and you want to skip pages to get to the key of what's really interesting... but for the price one pays in Kindle...I thought it was an enjoyable read... Alasan pertama kali mengapa aku tertarik untuk membeli buku ini adalah karena judul dan kover bukunya.The Alchemist's SecretBuatku judul tersebut menawarkan sebuah kemisteriusan dari sebuah tema yang masih misterius. Saat itu aku membayangkan bahwa aku akan menemukan kenikmatan membaca seperti halnya membaca karya-karyanya Dan Brown. Memecahkan berbagai macam simbol atau mungkin bakal terkesima dengan kejutan-kejutan di dalamnya.Ditambah lagi dengan desain kover yang menarik. Perhatikan kata-kata yang ditulis melingkar di kover buku ini. Itu adalah VITRIOL. Kalian yang belum pernah mendengar istilah VITRIOL kuberi tahu ya.. VITRIOL atau Visita Interiora Terrae, Rectificando Invenies Occultam Lapidem adalah moto alkimia yang tertulis dalam L'Azoth des Philosophes karya alkimiawan abad ke-15 Basilius Valentinus. Moto tersebut memiliki arti kunjungi bagian dalam bumi dan murnikanlah, anda akan menemukan batu rahasia.Batu rahasia dalam sebuah moto tentang alkimia. Hmm.. Apakah kalian akan sepertiku yang ingatannya langsung tertuju pada salah satu judul dalam serial Harry Potter? Kalau iya, maka pikiran kalian tidaklah salah. Karena batu rahasia yang dimaksud dalam moto alkimia tersebut adalah philosopher's stone. Batu bertuah atau batu filsuf adalah elemen penting yang membantu proses alkimia itu sendiri. Dan apakah yang dimaksud dengan batu bertuah tersebut? Batu bertuah yang dimaksud ternyata adalah garam-garam vitriol. Loh... bukannya VITRIOL itu merupakan singkatan dari moto alkimia ya? Hmm.. perlu kalian ketahui satu lagi rahasia dari moto alkimia ini adalah kata VITRIOL itu sendiri. kata VITRIOL ini selain merupakan singkatan dari moto alkimia tersebut, juga merujuk pada senyawa sulfat. Vitriol berasal dari bahasa latin yaitu vitreus yang berarti gelas, disebut garam vitriol karena garam-garam sulfat memiliki bentuk seperti gelas. Garam-garam vitriol yang sangat murni dapat digunakan sebagai media reaksi zat-zat lainnya tetapi ajaibnya tidak dapat bereaksi dengan emas. Perhatikan fakta ini dan hubungkan dengan arti dari moto alkimia serta maksud dari ilmu alkimia itu sendiri... Jenius bukan? Dan lagi moto alkimia ini ditulis melingkari berbagai macam simbol dalam kover buku ini. Oh... lihatlah.. Ada mahkota kerajaan disitu, lalu ada juga elang berkepala dua. Yang apabila kedua lambang tersebut disatukan maka akan menjadi sebuah lambang freemasonry dan apabila hanya lambang elang berkepala dua saja bisa berarti lambang Kerajaan Byzantium di masa lampau yang sekarang banyak diadopsi oleh negara-negara dengan mayoritas beragama Kristen Ortodoks sama seperti dengan mayoritas agama penduduk Kerajaan Byzantium. Hmm.. dualisme simbol menarik bukan?. Aku rasanya semakin tak sabar dalam membaca buku ini.Cerita dalam buku ini dimulai dengan seorang pria berkemeja compang camping yang sedang berusaha memutilasi dirinya sendiri menggunakan sebuah pisau bergagang emas di depan seorang pendeta, sembari mengucapkan kalimat-kalimat yang asing. Pembukaan seperti ini mungkin dimaksudkan untuk memberi efek artistik tertentu, yang memberikan kejutan dan membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Cukup berhasil, aku jadi penasaran untuk melanjutkan membacanya..Tapi sayangnya semakin banyak halaman yang kubaca, dahiku semakin berkerut. Buku ini memiliki plot yang rumit dengan alur yang maju mundur. Terlalu banyak tokoh yang saling berkaitan di masa lalu dan masa sekarang, dengan nama yang susah diingat. Lalu juga terlalu banyak part yang diceritakan terpisah, yang akhirnya akan saling berkaitan. Hal ini membuat aku harus fokus dalam membacanya. Benar-benar fokus. Karena sedikit saja pikiran kita melayang, kita akan lupa dengan apa saja yang sudah diceritakan di bab-bab sebelumnya. Dan itulah yang terjadi pada diriku. Hehehe.Ketidakfokusan diriku dalam membaca buku ini bukan karena teralihkan oleh faktor eksternal ya, tapi karena semakin lama cerita dalam buku ini semakin tidak menarik minatku. Alasannya pertama adalah, karena Scott Mariani terlalu bertele-tele. Banyak detail yang seharusnya tak perlu diceritakan tapi malah diceritakan. Hal ini juga merusak imajinasi pembaca. Yang kedua adalah penantianku terhadap pemecahan simbol-simbol misterius yang berhubungan dengan alkimia tidak juga aku temukan, bahkan sampai pertengahan halaman buku ini. Sigh.. Jika kalian adalah pembaca yang mencintai penyelesaian simbol-simbol misterius dan fakta-fakta sejarah yang mencengangkan dari tema-tema secret societies semacam ini -seperti yang sering ditemukan pada buku-bukunya Dan Brown-, buku ini akan terasa sangat membosankan. Karena buku ini lebih banyak menekankan "action" daripada pemecahan-pemecahan misteri. Lebih banyak aksi tembak menembak dibandingkan dengan penelusuran fakta dan sejarah. Buku yang aku harapkan berisikan lebih mendalam tentang alkimia tersebut ternyata hanya menjadikan alkimia sebagai "pemain hiburan" di sini. Hanya sebagai pelengkap cerita. Sampai-sampai aku jadi merasa absurd banget deh pernah mengharapkan buku ini akan selevel dengan bukunya Dan Brown. Scott Mariani dalam buku ini sepertinya tidak terlalu ambil pusing dengan fakta sejarah dan kontroversi-kontroversi mengenai alkimia itu sendiri. Semua hanya diceritakan sepintas lalu. Beda sekali dengan Da Vinci Code, dimana pada bagian tengah cerita kita seperti dibangunkan dengan "fakta" versi Dan Brown yang menyebutkan kalau lukisan The Last Supper memiliki implikasi sejarah yang amat serius dan panjang. Dan cerita dengan plot yang rumit ini semakin terlihat konyol dan tidak masuk akal ketika dalam semua aksi tembak-menembak tersebut, sang tokoh utama selalu berhasil lolos. Bahkan ada satu adegan dimana sang tokoh utama dikepung oleh para penembak jitu, dan tetap saja lolos. Bahkan dia berhasil membunuh semua lawan-lawannya sendirian dan mengelabui polisi.. *Clap clap clap* ini sangat terlihat tidak logis menurutku. Kemudian yang ketiga adalah.. Suspense nya manaaaa ?????? Duh Tuhan.. Meskipun banyak sekali adegan-adegan bunuh-bunuhan di cerita ini, aku sama sekali tidak tegang. Tidak merasa tuh ikut dalam petualangan Ben Hope. Scott Mariani gagal membangun narasi-narasi yang mencekam yang mendorong, menggelitik dan memotivasi aku untuk setia mengikuti cerita dan mencari jawaban dari rasa ingin tahu terhadap kelanjutan serta akhir cerita. Akibatnya tidak ada emosi sama sekali saat membaca buku ini.Dan yang keempat adalah, tidak adanya kejutan di dalamnya. Dari awal aku membacanya, aku sudah tahu bahwa Om Scott ini meniru pakem nya Dan Brown dalam bercerita. Seorang tokoh utama pria lajang yang tampan, lalu ditemani dengan wanita yang cantik dan pintar, kemudian tipe penjahat dengan latar belakang yang sama, tapi kok bisa-bisanya sih beliau memilih twist akhir cerita yang juga tidak jauh berbeda?Fiuh..Jika di awal aku terkesima dengan judul dan kover buku ini, setelah membacanya justru aku malah jadi merasa ditipu. Isi buku ini tidak seimbang misteriusnya dengan kover dan judulnya. Sungguh amat disayangkan. Padahal tema secret societies seperti ini masih sangat misterius kebenarannya sehingga bisa dieksplor dari segala sisi.Oleh karena itulah dari lima bintang yang aku punya, aku hanya bisa memberikannya dua buah. Sebagai penghormatanku terhadap pemilihan judul dan kover yang jenius.
Do You like book O Segredo Do Alquimista (2011)?
A bit Da Vinci Code, with a touch of Sanctus. A thrilling story with unexpected twists and turns.
—Kaybee
It's a Bloke book, but I enjoyed it well enough.
—monique
An addictive read, can't wait to start the next
—makeupgirrl
If you like Dan Brown, you'll like this author
—berdinvc