Kisah kesuksesan Merry Riana, perempuan muda asal Indonesia yang menuntut ilmu di Singapura. Merry terpaksa hengkang dari Indonesia setelah peristiwa kelam 1998 di Indonesia. Berangkat dengan modal pinjaman untuk menjalani perkuliahan, Merry bangkit berjuang mengatasi kekurangan finansialnya hingga menjadi pengusaha sukses.Sebelumnya tidak pernah baca buku seperti ini, sudah sering membaca dan menonton kisah kesuksesannya, tapi tidak detil seperti dibuku ini. Ternyata menarik dan ditulis dengan gaya bercerita yang juga menarik.Mencerahkan.... buku ini membuat saya merasa terkecoh. bermula dari rasa penasaran dg popularitas dan kampanye di twitter yg begitu masif. saya akhirnya ambil. perasaan campur-aduk muncul selama menyimak kisah yg kurang terstruktur disampaikan & berulang-ulang. pertama ttg MR sebagai nara sumber, kedua adalah gaya penulisan Alberthine Endah. buku ini bukan sekedar biografi atau kisah yg menginspirasi, buku ini datang dengan sebuah pesan dan sugesti, mimpi yg secara halus terus dikomunikasikan sang tokoh. buku ini tidak netral. tanpa coba memahami dan menjiwai mimpi2 itu, buku ini akan kering atau sebaliknya, tanpa sadar pembaca terbenam dalam lautan impian seperti yang tertulis sbg judul, mimpi. saya kira banyak orang membeli buku ini karena mimpi tsb. di bagian penulis menceritakan seminar Antonny Robbins yg diikuti, semua menjadi jelas bagi saya. perlahan-lahan saya mengambil jarak, mesti lebih kritis menyikapi. saya menduga, mimpi2 Tony Robbins-lah tak bisa dipungkiri, alasan utama buku ini hadir. dengan segala sugesti, bujuk rayunya. seperti nabi jaman ini, menjadi inspirasi dari setiap lembar buku tsb.utk tokoh ataun nara sumber. saya cenderung tidak banyak memberi komentar. penderitaan 'terbuang' dari Jakarta pada saat tragedi 98 adalah kisah pilu, kepedihan yg dalam. kengerian yg banyak dialami penduduk Indonesia juga, apapun etnisnya. Kengerian terjadi di dayak, Banyuwangi, Poso dan tempat lain dimana rakyat seolah tersandera kekuatan jahat yg tengah bertikai di Jakarta. tapi kemiskinan di Singapore, NTU, terasa agak berlebihan. Merry Riana hidup dg sing $ 300/bulan, tapi anaknya Jokowi hidup 2juta rupiah per bulan di tempat yg sama. Tidak jauh beda. Cara penyampaian buku ini membuat saya cukup tersiksa. ada banyak mahasiswa dengan kehidupan serupa di Indonesia, mungkin lebih buruk & terbatas. tapi mendramatisir begitu rupa? itulah pekerjaan penulis yi bagian kedua yg saya soroti. ada banyak pengulangan kisah, dengan kecenderungan menjadi sebuah melodrama. kesedihan dieksploitasi begitu rupa. buku ini terasa membosankan, bahkan menjengkelkan.karena ini karya orang lain, dg jalinan cerita yg (tanpa disadari) berulang-ulang, saya jadi curiga, kata2 motivasioalnya juga sebuah proses fabrikasi team untuk sebuah pesan. Sampai disini, saya sulit lagi untuk melanjutkan buku ini. saya merasa, kalimat tsb jadi kehilangan otentisitasnya. karena masa lalu yg dipotret penulis adalah masalalu yg dipersepsikan begitu. dengan suatu maksud. Bagus, bernas tapi saya mesti berkisumpalan, pesan itu engineered karena bisnis yg sekarang tengah dikembangkan, yi bisnis MLM. Apaboleh buat, saya mesti mencantumkan bintang satu. semata karena kurang cocok dg buku2 semacam ini.
Do You like book Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2011)?