Share for friends:

Gandhi The Man: How One Man Changed Himself To Change The World (2011)

Gandhi the Man: How One Man Changed Himself to Change the World (2011)

Book Info

Rating
4.11 of 5 Votes: 5
Your rating
ISBN
1586380559 (ISBN13: 9781586380557)
Language
English
Publisher
Nilgiri Press

About book Gandhi The Man: How One Man Changed Himself To Change The World (2011)

Mohandas Karamchand Gandhi dilahirkan di Sudamapuri India 1869. Beliau dimasa kecil dikenal sebagai anak yang rendah diri, kurang pintar, kurang pergaulan namun sangat berbakti kepada orangtuanya. Saat usia 13 tahun dan masih di sekolah menengah atas, beliau dinikahkan dengan Kasturbai. Pernikahan di usia muda membuat rumah tangga mereka sering bergejolak walaupun mereka juga berusaha untuk saling menyesuaikan diri.Setelah lulus sekolah menengah atas dengan nilai pas-pasan, Gandhi melanjutkan study di Inggris di bidang hokum. Di sana dia belajar beradaptasi dengan budaya bangsawan Inggris, namun hal itu malah menimbulkan alienasi (keterasingan). Gandhi akhirnya berusaha mencari jati dirinya sendiri dengan menanggalkan budaya Inggris yang selama ini dipakainya. Setalah 3 tahun, Gandhi berhasil menamatkan pendidikannya dan pulang ke India. Disana dia mendapati kenyataan pahit bahwa ibunda yang disayanginya telah meninggal.Di India Gandhi berusaha menjadi pengacara namun rasa mindernya membuat dia gagal.Gandhi kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai konsultan hukum di sebuah perusahaan di Afrika Selatan yang saat itu masih kental dengan budaya apartheid dan banyak orang India di sana. Karena menjadi konsultan hokum swasta yang sedang menghadapi masalah perdata, Gandhi mengalami kesulitan tentang akuntansi. Gandhi tidak patah semangat sehingga dia mulai belajar pembukuan (akuntansi). Semangat kerja kerasnya membuahkan hasil sehingga dia menguasai teknik pembukuan dengan baik. Kasus perdata yang ditanganinya pun berhasil dia selesaikan dengan pendekatan musyawarah win-win solution dengan pihak lawannya. Kepiawaian Gandhi yang memecahkan persoalan hokum dengan “hati” kemudian menarik banyak pihak lain, sehingga konsultan hokum Gandhi berkembang dan mengalami kejayaan pada saat Gandhi menginjak usia 27 tahun.Meski Gandhi sudah makmur secara ekonomi, Gandhi mempunyai kegelisahan melihat banyak warga keturunan India yang memperoleh perlakuan tidak adil di Afrika Selatan tersebut. Gandhi kemudian mulai meninggalkan kehidupannya yang mapan dan beralih sederhana. Gandhi kemudian terlibat dalam aktivitas pelayanan social seperti merawat orang sakit dan terlibat dalam Korps Ambulan India ketika terjadi Perang Boer di Afrika Selatan.Ketaatan terhadap agama Hindu yang dianutnya dan juga dari beberapa kitab suci lain yang dibacanya, membuat Gandhi menemukan kembali beberapa ajaran penting yang kemudian dipergunakan sebagai pegangan hidup garis perjuangannya yakni Satyagraha, Ahimsa dan Swadeshi. Ajaran2 tersebut mula-mula dia kembangkan di Afrika Selatan, namun kemudian makin berkembang ketika beliau pulang ke India di tahun 1915.Satyagraha adalah berpegang teguh pada jalan kebenaran dan keadilan. Kebenaran dan keadilan adalah menjadi “tujuan perjuangan”. Beberapa poin penting dalam ajaran Satyagraha ini adalah (a) setiap orang pasti mempunyai nilai kebenaran universal dalam sanubarinya. Oleh karenanya untuk mengatasi konflik harus diupayakan untuk bicara dari hati ke hati dan kompromi guna menemukan nilai kebenaran tersebut tanpa rasa permusuhan, (b) Kebenaran sejati akan muncul bila kita tidak mempunyai pamrih kecuali pamrih menegakkan kebenaran itu, (c) satyagraha bukan merupakan sebuah metode resolusi konflik, tapi merupakan pola pikir dan pola hidup bagi pemeluknya, (d) satyagraha menuntut pemeluknya untuk mau berempati dan berani menghadapi penderitaan, (e) pihak yang berseberangan seperti lawan politik yang dihadapi haruslah dianggap sebagai mitra untuk menemukan kebenaran dan bukan sebagai musuh, (f) penegakan satyagraha diarahkan untuk merubah system yang menindas dan bukan perlawanan terhadap individu tertentu.Ahimsa merupakan ajaran Gandhi berikutnya dimana beliau menekankan perlunya pendekatan anti kekerasan (nirkekerasan). Untuk mencapaui tujuan perjuangan yakni mewujudkan kebenaran (dan keadilan (Satyagraha), pejuang haruslah menempuh cara nir kekerasan (Ahimsa). Lebih baik mengorbankan diri sendiri seperti protes, mogok kerja, pembangkangan kebijakan publik dll untuk menegakkan kebenaran daripada melakukan aksi yang menumpahkan darah.Swadhesi merupakan ajaran Gandhi yang menekankan perlunya swasembada untuk mengurangi ketergantungan dan penjajahan oleh pihak lain. Contoh yang dikembangkan oleh Gandhi adalah pengembangan kain tenun local untuk mengurangi ketergantungan terhadap import textile dari Eropa.Pengaruh ajaran Gandhi tersebut makin meluas di India sehingga beliau menjadi tokoh pergerakan kemerdekaan India yang terkemuka. Beliau menjadi tokoh spiritual yang bijak dan negarawan yang disegani tidak hanya oleh bangsanya tetapi juga disegani di tingkat dunia. Kesederhanaan beliau dan kehidupan yang tanpa pamrih membuat beliau begitu diagungkan dan mampu meluluhkan hati lawan-lawannya dalam memperjuangan kemerdekaan bangsanya. Beliau orang yang sudah melepas dendam, sehingga beliau memaafkan orang yang telah membunuhnya.Di balik keagungan hidup Gandhi, beliau mengakui bahwa peran Kasturbai (istrinya) sangat besar. Gandhi mengakui bahwa sifat mengalah serta keseimbangan menjaga harmoni dari istrinya menjadi salah satu factor yang membuatnya bisa menemukan kembali ajaran satyagraha dan ahimsa. Memang benar kata pepatah “ dibalik pria yang sukses, dibelakangnya terdapat wanita-wanita yang hebat”…..Buku ini sangat mengasyikkan untuk dibaca. Kita diajak menelusuri jejak pemikiran Gandhi yang penuh spiritualisme Timur (Hindu dan Buddha). Saya sendiri merasa banyak ajaran Gandhi yang sejalan dengan budaya dan filosofi yang berkembang di Indonesia. Itu mungkin banyak ajaran dan nilai2 yang berkembang di Indonesia juga dipengaruhi oleh ajaran Hindu, tapi mungkin itu juga disebabkan oleh begitu universalnya pemikiran2 seorang Mahatma Gandhi…… Wonderful read.Delightful, too. Ahimsa- perfect love. It is the farthest thing from mere sentimentality; it is a lifelong challenge, a lifelong battle within oneself, full of challenges and trials so severe that those who tread the path of love in every religious tradition have called it sharper than a razor's edge. It occurs, when one person's welfare means more to you than your own, when even his life means more to you than your own, only then you can say you love. Anything else is just business, give-and-take. It pushes at the boundaries of consciousness itself. From this we learn Satyagraha. Blissful man.Taymara.

Do You like book Gandhi The Man: How One Man Changed Himself To Change The World (2011)?

Inspiring, amazing, humbling, and left me wanting to be a better person,
—Lexi

A very well written , inspirational Book that changed my Way of Life !!
—NoodleOctopus

A touching review of Gandhi's life, well documented with photographs.
—Pasquale78

I am so excited....I won this book! Can't wait to get it.
—Nikesoccersu

Facinating man - but I was glad it was a short book.
—ono

download or read online

Read Online

Write Review

(Review will shown on site after approval)

Other books in category History & Biography