Saya suka banget buku ini. Tapi jujur, ada satu hal yang cukup mengganggu buat mas Moemoe Rizal: penggunaan istilah "jihad" waktu pesawat sedang di-hijack di halaman 309 dan 318. Waduh, jihad itu sama sekali nggak seperti itu, loh. Yang namanya jihad itu nggak mungkin menargetkan orang-orang nggak bersalah macam pembajakan di pesawat dan maksa bunuh diri massal. Sebaiknya dibilang teroris aja, ya, biar nggak misleading. Kasihan temen-temen yang nggak tahu, bisa jadi salah kaprah. Sisanya top banget! Saya nggak bisa berhenti baca buku ini sampai beres part Edyta. Ceritanya sangat mengalir, bagian Edyta kocak, bagian Ardian bikin adeeem haha. Berasa real banget dan nggak dipaksakan. Kalau kadang-kadang liat film/baca buku sambil mikir, "Masa iya, kalau di dunia nyata mah gak akan kejadian," tapi di novel ini saya bener-bener terbawa sampai berasa geregetnya, ikut khawatir dan nebak-nebak, jangan-jangan memang Edyta nggak jodoh sama Ardian!Oiya, saya juga seneng karena Mbak Nina sama Mas Moemoe juga masukin shalat dalam rutinitas mereka. Hal kecil tapi berarti sebagai pengingat :)) Saya bru baca ini setelah stuck, meet cute sama restart saya kira nina ardianti kekuatannya di dialog antar tokoh selalu membawakan dengan ringan menghibur tapi tetap kelihatan 'nyata' walapun edyta disini drama queen ny ga keterlaluan kaya di baca2 sebelum ny yang saya baca di sini lebih di tampil kan bahwa edyta ini sosok yang sangat di sayang keluarga dengan segala sifat nya dengan ciri khas nya seorang nina, sedangkan buat moemoe ini karya pertama emmm apa yaa gaya nulis nya enak di baca secara keseluruhan bagus saya suka pas bagian ending ny bukan karena cerita ny sih yang udah ketebak tapi cara penyampaian ny moemoe yg epik jd wlpun ga di katakan secara detail kelihàtan dalaam. Kelihatan sama2 tahu tanpa perlu sederet kata i love u yg berceceran membuat malah annoying jadi dan di cerita ini ditutup dengan elegant oleh moemoe
